Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Musuhan Gara-gara Pilpres? Yang Bener Aje, Rugi Dong!

6 Februari 2024   09:29 Diperbarui: 6 Februari 2024   17:46 1284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sesi terakhir Debat Capres dan Cawapres. (Sumber: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/aa)

Kalau ini muaranya di data, bagaimana proses pemutakhiran data yang akan dilakukan agar program tersebut tepat sasaran. Apakah program tersebut dimulai dari tingkat sarjana, jika iya lantas bagaimana dengan keluarga miskin yang tidak bisa melanjutkan ke SMA.

Atau ketika paslon 01 menjanjikan kemajuan perfilman Indonesia bisa setara Korea Selatan di masa depan. Saya tetap mempertanyakan beberapa hal. Misalnya soal jangka waktu dalam berapa tahun target itu bisa tercapai. 

Apa strategi jangka pendek dan jangka panjang yang bisa dilakukan demi tercapainya target tersebut. Hingga pada hal yang fundamental, apa yang dimaksud dengan 'setara' pada visi misi tersebut.

Tentunya sikap skeptisisme ini perlu ditumbuhkan bukan untuk menjadi pesimis, tapi untuk meningkatkan daya kritis dan nalar kita sebagai manusia yang diberikan akal oleh Tuhan. Dan itu sangat bagus untuk pembelajaran politik di masyarakat. 

Masyarakat akan semakin terdidik berdemokrasi dengan baik, tanpa harus menghamba pada sosok yang dianggap sebagai dewa. Tapi masyarakat akan terdidik untuk setia pada nilai yang diusungnya. Nilai-nilai yang tentunya sesuai dengan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.    

Tiga hal yang saya paparkan adalah hal yang sangat sederhana. Tapi jika dilakukan, saya teramat yakin kita akan terhindar dari jurang permusuhan. Kan nggak lucu jika ada suami-istri cerai gara-gara beda pilihan capres. Atau tetangga saling gibah di tukang sayur keliling karena beda pilihan presiden.

Toh ngapain kita bermusuhan, kalau ternyata para elit politik yang kita bela mati-matian bisa saja bersatu dan berkoalisi di masa depan. Kita kehilangan kawan, mereka tetap berkawan. Yang bener aje, rugi dong!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun