Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

"Pemukiman Setan", Horor Seru dan Sadis, tapi Lemah di Penceritaan

29 Januari 2024   11:16 Diperbarui: 29 Januari 2024   18:58 1016
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Alin si protagonis utama/Dokumentasi Magma Entertainment

Sutradara Charles Gozali yang sukses dengan Qodrat (2022), memang menaikkan kadar keseruan dan kesadisan horornya lebih dari Qodrat. Bagi para pencinta horor semacam Evil Dead, Pemukiman Setan ini bisa dibilang sangat memuaskan.

Kita bisa melihat kepala yang terlepas dari badan karena dipenggal, tangan yang ditusuk berkali-kali, hingga sekumpulan lintah (atau entah cacing) yang masuk ke tubuh salah satu karakter. Walau adegan yang saya sebut terakhir, lebih berpotensi menimbulkan rasa jijik dibanding seram atau takut ya.

Serangkaian adegan tersebut dipoles oleh efek visual yang sangat mulus. Membuat adegan-adegan tersebut serasa nyata dan natural.

Walau suara tawa dan gerak bibirnya jarang sesuai, tapi penampilan Adinda Thomas boleh diacungi jempol/doc. Magma Entertainment
Walau suara tawa dan gerak bibirnya jarang sesuai, tapi penampilan Adinda Thomas boleh diacungi jempol/doc. Magma Entertainment

Sampai di sini, sebagai 'horor seru' tentu Pemukiman Setan berhasil menuntaskan tugasnya dengan baik. Tapi after taste yang saya rasakan, tidak seperti ketika saya menonton film horor seru lainnya. Dengan kata lain, saya tidak empati dan merasa punya keberpihakan pada protagonis utama setelah ia berhasil mengalahkan musuh-musuhnya.

Sebagai contoh, saya sangat empati dan berpihak pada Grace (Ready or Not) ketika akhirnya ia berhasil membunuh semua keluarga suaminya sebelum matahari terbit. Ini bisa terjadi karena perjalanan karakter Grace dibangun sedemikian rupa sehingga berhasil membuat saya empati padanya.

Ini yang saya rasa tidak dilakukan Pemukiman Setan. Karakter Alin sebagai protagonis utama tidak dibangun dengan baik. Saya malah merasa, ada tidaknya Alin dalam aksi perampokan tidak berpengaruh apa-apa terhadap cerita. Alin justru terkesan sebagai tokoh ekstra saja.

Sebaliknya, Charles Ghozali yang ditemani Gea Rexy (Sobat Ambyar, Qodrat) sebagai penulis naskah malah melakukan karakterisasi yang baik pada ketiga sahabat perampok itu. Meskipun peran mereka kecil, tapi dijabarkan dengan detail lengkap dengan motivasi dan latar belakangnya.

Karakter Zia misalnya. Ketika ia bertemu dengan Sukma yang nge-prank dia lewat HT (handy talkie), ia langsung memukul si wanita jahat itu. Kalau saya tidak salah hitung, ada lima kali pukulan yang ia layangkan pada Sukma. Tapi aksinya malah bikin Zia kaget sendiri, karena ternyata Sukma nggak mati-mati setelah ia pukul berkali-kali.

Akhirnya Zia berbalik dan menjauh dari Sukma. Dalam pelariannya ia terjatuh dan akhirnya meninggal. Saya melihatnya, Zia meninggal karena penyakit jantungnya yang kumat bukan karena ia mati ketakutan. 

Ya, sebelumnya Zia diceritakan memiliki riwayat penyakit jantung, dan ini juga yang menjadi salah satu alasan kenapa mereka merampok. Mereka butuh uang untuk operasi Zia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun