Sutradara Charles Gozali yang sukses dengan Qodrat (2022), memang menaikkan kadar keseruan dan kesadisan horornya lebih dari Qodrat. Bagi para pencinta horor semacam Evil Dead, Pemukiman Setan ini bisa dibilang sangat memuaskan.
Kita bisa melihat kepala yang terlepas dari badan karena dipenggal, tangan yang ditusuk berkali-kali, hingga sekumpulan lintah (atau entah cacing) yang masuk ke tubuh salah satu karakter. Walau adegan yang saya sebut terakhir, lebih berpotensi menimbulkan rasa jijik dibanding seram atau takut ya.
Serangkaian adegan tersebut dipoles oleh efek visual yang sangat mulus. Membuat adegan-adegan tersebut serasa nyata dan natural.
Sampai di sini, sebagai 'horor seru' tentu Pemukiman Setan berhasil menuntaskan tugasnya dengan baik. Tapi after taste yang saya rasakan, tidak seperti ketika saya menonton film horor seru lainnya. Dengan kata lain, saya tidak empati dan merasa punya keberpihakan pada protagonis utama setelah ia berhasil mengalahkan musuh-musuhnya.
Sebagai contoh, saya sangat empati dan berpihak pada Grace (Ready or Not) ketika akhirnya ia berhasil membunuh semua keluarga suaminya sebelum matahari terbit. Ini bisa terjadi karena perjalanan karakter Grace dibangun sedemikian rupa sehingga berhasil membuat saya empati padanya.
Ini yang saya rasa tidak dilakukan Pemukiman Setan. Karakter Alin sebagai protagonis utama tidak dibangun dengan baik. Saya malah merasa, ada tidaknya Alin dalam aksi perampokan tidak berpengaruh apa-apa terhadap cerita. Alin justru terkesan sebagai tokoh ekstra saja.
Sebaliknya, Charles Ghozali yang ditemani Gea Rexy (Sobat Ambyar, Qodrat) sebagai penulis naskah malah melakukan karakterisasi yang baik pada ketiga sahabat perampok itu. Meskipun peran mereka kecil, tapi dijabarkan dengan detail lengkap dengan motivasi dan latar belakangnya.
Karakter Zia misalnya. Ketika ia bertemu dengan Sukma yang nge-prank dia lewat HT (handy talkie), ia langsung memukul si wanita jahat itu. Kalau saya tidak salah hitung, ada lima kali pukulan yang ia layangkan pada Sukma. Tapi aksinya malah bikin Zia kaget sendiri, karena ternyata Sukma nggak mati-mati setelah ia pukul berkali-kali.
Akhirnya Zia berbalik dan menjauh dari Sukma. Dalam pelariannya ia terjatuh dan akhirnya meninggal. Saya melihatnya, Zia meninggal karena penyakit jantungnya yang kumat bukan karena ia mati ketakutan.Â
Ya, sebelumnya Zia diceritakan memiliki riwayat penyakit jantung, dan ini juga yang menjadi salah satu alasan kenapa mereka merampok. Mereka butuh uang untuk operasi Zia.