Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Desak Anies dan Komika yang Blunder

25 Januari 2024   14:01 Diperbarui: 25 Januari 2024   14:17 535
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya saja sebagai laki-laki malu mendengarnya. Bisa-bisanya, dia mengakhiri jokes-nya dengan kalimat seperti itu.

Kata nidurin atau dalam bahasa bakunya 'meniduri' itu punya makna 'tidur di ...' dan 'berbaring di ...', tapi bisa juga dimaknai dengan 'bersetubuh dengan'. Dengan kalimat tersebut, Felix seolah-olah ingin atau memiliki hasrat untuk bersetubuh dengan Najwa Shihab. Dan itu sangat tidak pantas diungkapkan di depan khalayak umum apalagi menjadi materi lelucon.

Kasus Felix ini memang direspons cepat oleh panitia Desak Anies dengan menyayangkan sikap Felix tersebut. Bahkan mereka pun melakukan klarifikasi seraya meminta maaf sebagai panitia, tapi bukan atas nama Felix. Mereka tetap menuntut Felix untuk klarifikasi dan minta maaf secara langsung dan terbuka kepada Najwa Shihab dan masyarakat.

Ya, video Felix meminta maaf kepada Najwa Shihab sudah beredar luas. Walau dalam permintaan maafnya, ia menyebut minta maaf atas 'gombalan' yang ia lontarkan bukan soal pelecehan. Hai Felix, kamu bernasib beruntung karena Mbak Nana memaafkan kamu, nggak seperti Aulia yang harus merasakan penjara sebagaimana lawakannya sendiri.

Dua komika yang blunder di Desak Anies, Aulia (kiri) & Felix (kanan)/doc. tangkapan layar TikTok
Dua komika yang blunder di Desak Anies, Aulia (kiri) & Felix (kanan)/doc. tangkapan layar TikTok

Dua kali blunder yang dilakukan komika di acara Desak Anies, harus menjadi catatan dan perhatian penting bagi panitia dan tim sukses Anies Baswedan. Masyarakat memang menghujat komika tersebut, tapi satu fakta yang nggak bisa dipungkiri adalah kejadian tersebut terjadi di acara Desak Anies.

Masyarakat akan menilai bahwa segala materi yang disampaikan dalam sebuah acara, pastinya sudah sepengetahuan panitia. Saya sendiri ketika membuat acara lalu menghadirkan para penampil entah itu musisi, penyanyi, pembaca puisi, saya dan tim pasti akan cek terlebih dahulu materi yang akan dibawakan dalam acara tersebut.

Semisal lagu apa yang akan dibawakan, apakah berhak cipta orang lain atau tidak, apakah puisinya mengandung unsur kebencian atau tidak, semua itu pasti harus melalui proses cross-check.

Jangan sampai acara Desak Anies yang menjadi simbol baru yang progresif bagi 20 tahun lebih demokrasi kita, ternodai oleh mereka-mereka yang kurang peka terhadap kehidupan bermasyarakat Indonesia yang sangat beragam.

Tentunya kita tidak ingin, acara yang berusaha menciptakan ruang gagasan yang aman dan nyaman bagi masyarakat, malah menimbulkan rasa ketidaknyamanan bagi masyarakat lainnya.

Sangat boleh kok kita bersemangat tinggi dengan kebebasan. Tapi sebagaimana sabda Rhoma Irama dalam lagu Euphoria yang rilis sebagai penyemarak reformasi, kita jangan sampai salah mengartikan kebebasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun