Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Anak Sekecil Itu Berkelahi dengan Mahfud

23 Januari 2024   10:18 Diperbarui: 23 Januari 2024   12:05 1645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada akhirnya, Gibran memang memberikan keterangan mengenai Greenflation, "ya tinggal diartikan saja inflasi hijau, sesederhana itu".

Saya malah makin kaget. Penjelasan terminologi bukan sekadar men-translate dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia. Penjelasan itu menyangkut konteks dari istilah tersebut.

Kalau dianalogikan, Gibran ini seperti seorang murid yang kalau ditanya gurunya, apa yang dimaksud dengan cerpen, maka ia akan menjawab 'cerita pendek'. Padahal cara mainnya nggak gitu.   

Sabar banget Pak/ doc. vivanews
Sabar banget Pak/ doc. vivanews

Adegan masih berlanjut. Tingkah celingak-celinguk Gibran dibalas Mahfud dengan hal serupa. Ia sedikit meniru aksi Gibran tapi tanpa keluar podium. Mahfud menambahkan narasi kenapa ia menirukan adegan Gibran, yakni karena jawaban Gibran ngawur dan mengada-ada.

Kemudian ia pun bilang kalau dalam akademis pertanyaan tersebut adalah pertanyaan yang receh. Dan Mahfud menolak untuk menanggapi aksi gimik tersebut, seraya mengembalikan waktu ke moderator.

Saya tidak akan membahas subtansi Greenflation-nya. Silakan googling karena sudah banyak para ahli yang memberikan pandangannya apakah Gibran atau Mahfud yang sesungguhnya memahami substansi topik tersebut, dan siapa yang sebetulnya hanya ngawur belaka.

Pertanyaan saya, apakah aksi yang dilakukan oleh Gibran tersebut adalah hanya strategi atau memang karakter? Karena bagaimanapun juga, saya menganggap debat ini semacam beauty contest. Setiap peserta punya cara sendiri untuk menunjukkan 'keindahannya', like yeah  'I am a beauty one'.

Saya yakin ini adalah strategi yang sudah disiapkan. Gibran tidak lagi fokus untuk menerima dan mencerna jawaban Mahfud, yang ia tunggu adalah waktu memulai aksi teaterikalnya. Ia menjadikan panggung debat sebagai bahan utama konten TikTok, sehingga pembicaraan tentang dirinya tidak pernah habis setidaknya hingga debat terakhir dilaksanakan.

Terbukti hanya selang beberapa jam setelah debat, potongan-potongan aksi Gibran di panggung debat sudah muncul di TikTok dengan narasi seakan-akan dialah MVP alias sang juara debat. Framing-nya adalah sebagai anak muda yang berhasil 'merujak' seorang profesor.

Bahkan kalau teman-teman baca judul artikel ini sambil nyanyi, teman-teman nggak salah. Judul ini saya ambil dari sound yang sedang trending di TikTok pascadebat kemarin hingga saat ini. Lirik aslinya adalah 'anak sekecil itu berkelahi dengan waktu'. Dan kata waktu diganti dengan kata Mahfud. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun