Apakah teman-teman semua ada yang pernah memanfaatkan promo ini? Kalau belum pernah coba iseng-iseng cek di aplikasi hijau tersebut setelah tanggal 15 setiap bulannya. Karena berdasarkan data dan pengalaman transaksi selama 7 bulan berturut-turut, promo ini hadir setelah tanggal 15.
Pembelian paling overpriced
Dibilang menyesal, tidak! Tapi saya masih merasa kalau fungsi dan kualitas barang yang saya beli ini masih terasa overpriced.
Ceritanya saya membeli sebuah tas produksi lokal di marketplace oranye. Harga aslinya (termasuk di offline store-nya) itu sejuta kurang seribu. Sementara budget yang saya sediakan untuk tas itu di antara 400 - 600 ribuan saja.
Eh tiba-tiba tas yang sudah lama saya simpan di keranjang ini, masuk dalam program diskon 50%. Wah langsung dong, saya gercep ke official store-nya. Ya walau pembeliannya harus dilakukan sambil nonton live mereka. Nggak apa-apa lah ya.
Dipotong dengan voucher diskon dari marketplace dan koin yang dimiliki, saya bisa mendapatkan tas tersebut seharga Rp.456.005,-. Jadinya kurang lebih potongannya sekitar 55%.
Barang pun tiba dalam beberapa hari. Saya unboxing, dan ternyata di luar ekspektasi. Dari sisi fungsi dan jumlah kompartemen, saya merasa harga barang ini overpriced. Karena kalau saya bandingkan dengan produk lain dari merek B atau K di harga yang sama, saya masih merasa kalau kedua merek tersebut lebih inovatif dan fungsional dari sisi fitur dan kompartemennya.
Tapi ya, untuk menggantikan tas saya yang rusak setelah masa pakai 7 tahun, tas tersebut masih worth untuk dipakai travel/bepergian selama 2-3 hari.
Dan pembelian terbaik 2023 diberikan kepada ....
Dari beragam barang yang dibeli selama 2023, mulai dari makanan, personal care, aksesoris laptop/handphone, sajadah travel, tas, sandal, dan lain sebagainya, saya nobatkan pembelian terbaik jatuh pada buku/novel. Kok jadi buku?
Semenjak hobi nonton, saya sudah jarang banget membeli buku fiksi. Karena kepuasan saya akan karya fiksi, ternyata bisa lebih didapatkan dari film dibanding novel. Ya, mungkin karena pada dasarnya saya lebih menyukai karya audio visual.
Saya masih ingat, ketika SMA dan booming novel Ayat-Ayat Cinta, satu buku punya teman saya itu dijadikan semacam piala bergilir. Setiap orang punya waktu 3 hari untuk menyelesaikan novel tersebut, untuk selanjutnya diserahkan ke teman lainnya sesuai urutan absen.