"Masa lalu, biarlah masa lalu" - Inul Daratista
Tahun 2023 memang sudah menjadi masa lalu dan tinggal kenangan. Tapi masa lalu yang baik, adalah masa yang bisa kita jadikan evaluasi untuk masa depan yang lebih baik. Konon katanya, ada pepatah mengatakan hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Bukan begitu?
Pun juga dengan perjalanan saya di Kompasiana sepanjang 2023. Berdasarkan data kilas balik yang disediakan Kompasiana, saya sudah berhasil menayangkan 63 tulisan dengan 17 di antaranya terpilih sebagai Artikel Utama (Headline).Â
Yuk mari kita nostalgia sebentar!
Terverifikasi centang biru dan K-Rewards satu-satunya
Di bulan pertama alias Januari 2023, alhamdulillah akun saya ini sudah terverifikasi centang biru. Pemberian centang ini memang sepenuhnya hak prerogatif Kompasiana walau tetap ada syarat-syarat kuantitatif yang diperlukan. Terkait pemberian centang biru ini pernah saya tuliskan di sini.
Selain pemberian centang biru, konten yang saya hasilkan sepanjang Januari 2023 juga berhasil memenuhi syarat minimal views untuk mendapatkan K-Rewards. Alhamdulillah, sejumlah saldo masuk ke akun e-wallet pada bulan selanjutnya. Tapi raihan ini adalah raihan pertama sekaligus satu-satunya yang tidak bisa saya ulang di bulan berikutnya bahkan konsisten hingga akhir tahun tanpa K-Rewards. Hiks ...
Sebetulnya saya masih berharap bahwa tulisan saya selama Ramadan 2023 bisa mendapatkan K-Rewards. Tapi mungkin tulisan Samber THR tidak diikutsertakan dalam program K-Rewards. Karena kalau dihitung pageviews-nya, dengan lebih dari 30 tulisan yang dihasilkan, seharusnya bisa memenuhi syarat.
Samber THR yang penuh perjuangan
Saya tahu program Samber THR Kompasiana baru dua tahun belakangan ini. Bagi yang belum tahu, Samber THR adalah program maraton menulis di Kompasiana selama bulan Ramadan penuh. Boleh dibilang mirip dengan program ODOP (One Day One Post) dengan tema yang sudah ditentukan.
Pada Samber THR 2022, saya beneran sudah menyiapkan diri mengikuti program ini. Tapi rupanya, tidak benar-benar full menulis setiap hari. Ada jeda 2-3 hari antar tulisan. Baru pada 2023 ini, Samber THR betul-betul full menulis setiap hari dan dikombinasikan dengan membuat konten foto/video di media sosial pribadi.
Tujuan saya mengikuti Samber THR semata-mata memang ingin men-challenge diri sendiri, apakah mampu menulis setiap hari selama sebulan penuh. Dan alhamdulillah, ternyata saya mampu. Saya cukup bahagia karena ini kali pertama saya bisa menulis setiap hari selama sebulan penuh sepanjang saya menekuni dunia blogging.
Dan lebih membahagiakannya lagi, tulisan-tulisan saya dalam program samber THR mendapat apresiasi berupa voucher menginap satu malam di salah satu jaringan hotel terbesar di Indonesia. Dan saya juga terpilih sebagai pemenang Mystery Challenge dengan hadiah yang sama. Jadilah saya bisa staycation selama 2 malam di hotel tersebut. Alhamdulillah.
Tapi di balik itu semua ada banyak tantangan yang harus dihadapi, terutama soal manajemen waktu. Termasuk ketika membuat konten tentang Masjid Agung Sukabumi yang mendapat keterbacaan paling tinggi dari semua konten yang saya hasilkan sepanjang 2023.
Ceritanya begini. Pukul 2 siang di tengah terik matahari yang sedang sayang-sayangnya eh panas-panasnya, saya berangkat ke Masjid Agung Sukabumi. Jarak dari rumah ke masjid memang tidak terlalu jauh, hanya sekitar 3 kilometer saja. Setiba di sana, saya langsung ambil foto dan video sebanyak-banyaknya terutama di bagian luar masjid.
Setelah dirasa cukup, saya ngadem dulu di teras depan masjid sembari ngobrol-ngobrol dengan pengunjung di sana. Ya, barangkali ada insight yang cukup untuk dimasukkan ke dalam tulisan. Waktu Ashar pun tiba, dan saya salat dulu berjamaah di Masjid Agung Sukabumi.
Selepas salat, saya berusaha mencari pengurus masjid untuk diajak ngobrol seputar masjid, terutama tentang sejarah dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Masjid Agung Kota Sukabumi. Semesta mendukung, saya dipertemukan dengan salah satu pengurus masjid untuk berbincang. Tapi waktu yang disediakan tak cukup banyak karena ia dan pengurus lainnya harus mempersiapkan kebutuhan berbuka puasa yang sudah menjadi agenda rutin masjid setiap Ramadan.
Sekitar pukul empat sore saya pulang ke rumah. Buka laptop, termenung mencari sudut pandang apa yang ingin saya tuliskan. Tapi, ide saja belum ketemu, saya sudah 'diganggu' oleh suara pembeli. Ya, maklum antara waktu Ashar hingga berbuka puasa, saya juga disibukkan dengan kegiatan di warung yang sudah saya jalankan sejak beberapa tahun yang lalu.
Tapi beneran, kegiatan menulis itu nggak bisa terdistraksi. Akhirnya saya meminta izin kepada ibu saya, untuk 'libur' dulu hari itu. Dan alhamdulillah, sebelum tiba waktu berbuka puasa, jadilah juga tulisannya.
Wisata Religi Masjid Agung Kota Sukabumi, Bukan Sekadar Tempat Ibadah
Movie Enthusiast' dari KOMiK
Apresiasi sebagai 'Sebelumnya mohon maaf dulu kalau saya jarang sekali berbagi opini akan isu yang sedang hangat ataupun berbagi keseharian. Sebetulnya, di kepala ini banyak perspektif yang ingin dibagikan. Apalagi Kompasiana sudah membantu saya dan kita semua dengan adanya fitur 'Topik Pilihan'. Tapi entah kenapa, ketika sudah mulai berhadapan dengan laptop, sulit sekali mengurai ide-ide yang sebelumnya berkeliaran di kepala.
Dan pada akhirnya, saya merasa lebih mudah untuk menuliskan sesuatu yang berkaitan dengan film dan entertainment. Ya, mungkin karena keseharian bergelut di bidang tersebut, jadi terasanya enteng saja. Tapi bukankah banyak orang bilang kita semua harus bisa keluar dari comfort zone?
Dalam hal mengulas satu film, tentunya pertama yang wajib dilakukan adalah menonton filmnya sampai selesai. Penilaian terhadap film yang tidak selesai ditonton apalagi tidak menontonnya dan hanya berdasarkan review orang lain, penilaiannya menjadi tertolak. Sementara soal opini yang dihasilkan tentu menjadi perspektif masing-masing pengulas sesuai dengan pemahaman dan pengalamannya.
Oleh karena itu, saya selalu berusaha mengembangkan penulisan film yang saya lakukan, tidak hanya terbatas pada review satu judul film saja. Dengan kata lain, berusaha memberikan informasi dan perspektif lain dari dunia film itu sendiri.Â
Semisal salah kaprah penyebutan dan penggunaan istilah Bollywood untuk keseluruhan sinema India, pengertian skenario adaptasi dan contohnya, hingga pengamatan saya atas perilaku penonton lain yang amat sangat menarik untuk dikaji.
Harapan saya, apa yang saya tuliskan bisa memperluas wawasan tentang dunia perfilman dan tentunya membuka ruang diskusi.
Kecintaan saya terhadap film diapresiasi oleh KOMiK dengan penghargaan spesial 'Movie Enthusiast'. Dan ini menjadi surprise of the year sekaligus penutup perjalanan menulis saya di Kompasiana sepanjang 2023.
Dalam rilisnya, KOMiK menyebutkan bahwa penghargaan spesial ini diberikan kepada Komiker yang mencintai film dan mengulas fim dengan penuh antusias di Kompasiana. Bagi saya pribadi, ini apresiasi yang sangat berharga dan menjadi pemacu semangat untuk tetap antusias mengulas film.
Last but not least, saya ucapkan terima kasih kepada Kompasiana dan tim yang telah memberikan ruang bagi para Kompasianer untuk berkarya sebebas-bebasnya. Dan juga dengan program-programnya yang sedikit banyak membantu keuangan saya. Pokoknya love sekebon buat Kompasiana.Â
Terima kasih juga untuk Kompasianer yang ikhlas membaca tulisan saya, memberikan komentar, dan meninggalkan jejak vote.
Semoga masih bisa konsisten dan lebih baik lagi di 2024. Aaamiin!Â
"Maju selangkah lagi, harapan ada pasti. Semua yang akan terjadi untuk masa depan" - Teddy Adhitya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H