Ketika ngomongin masalah konten, mayoritas orang akan berpikir tentang video. Padahal sejatinya, yang dimaksud konten bukan soal video saja. Tulisan, infografis, dan atau foto juga bisa dikatakan sebagai konten.
Saat ini, saya lebih fokus pada konten tulisan, karena menurut saya tulisan adalah nyawa dari semua konten yang ada. Misalnya untuk membuat sebuah video, jika menurut best practice, langkah awal yang perlu dilakukan bukanlah melakukan proses syuting tapi membuat naskah terlebih dahulu.
Blog (termasuk Kompasiana) adalah salah satu platform untuk menayangkan konten tulisan yang kita buat.
Semenjak memutuskan membuat blog sendiri dan rutin mengisinya dengan tulisan yang saya sukai, rupanya mengantarkan saya tidak hanya sebagai blogger suka-suka tapi juga pada profesi content writer di sebuah media yang sudah saya geluti sejak 5 tahun lalu.
Saat pertama kali melamar pekerjaan tersebut, saya kurang percaya diri karena saya bukan lulusan jurnalistik atau sejenisnya. Tapi tulisan-tulisan saya di blog menjadi salah satu alasan kenapa saya diterima bekerja di profesi ini.
Dan inilah aktivitas saya sehari-sehari sebagai content writer:
1. Update dan kroscek content management
Pada awal hari, sebelum memulai pekerjaan, saya kroscek kembali content management yang sudah dibuat bersama-sama editor. Content management yang kami buat sifatnya monthly (bulanan) yang dibuat selambat-lambatnya satu minggu sebelum akhir bulan sebelumnya.Â
Dengan content management, saya sudah tahu hari ini akan nulis apa, besok mau nulis tentang apa dan begitu seterusnya.
Tapi di pertengahan jalan, content management ini bisa saja diperbaharui atas persetujuan editor. Biasanya kalau ada peristiwa yang butuh diinformasikan segera.Â
Semisal acara liputan gala premiere film terbaru yang tentu laporannya nggak bisa ditunda hingga berhari-hari. Atau ketika mengerjakan tulisan advertorial dari klien yang terkadang deadline-nya hanya sebentar.
2. Memulai draft tulisan
Target saya adalah 3-4 tulisan per hari. Di media lain mungkin targetnya lebih banyak terutama media yang mengutamakan straight/hard news. Teman saya bisa sampai 20 tulisan per hari. Wow!
Berhubung konten yang saya buat rerata indepth article, tiga tulisan per hari saja sudah bikin pusing. Makanya kalau tiba-tiba terlintas ide di manapun, saya biasa langsung menuliskannya. Entah itu melalui fitur live transcribe yang bisa mengubah suara atau teks. Atau saya tulis di notes hape.