Alhamdulillah, semakin dekat kita dengan hari kemenangan yang insya allah mengantarkan kita ke derajat takwa.
Di bulan Ramadan ini, ada penyesuaian aktivitas sehari-hari yang dilakukan dibandingkan dengan hari biasa. Dengan manajemen waktu yang lebih rapi dan juga hasrat memaksimalkan ibadah mahdhoh, mau nggak mau berpengaruh terhadap aktivitas lainnya.
Salah satunya adalah hobi atau kegemaran yang bisa dilakukan di bulan selain Ramadan. Apakah masih melakukan hobi yang sama di bulan Ramadan?
Bicara tentang kegemaran, setiap orang memiliki hobi masing-masing dengan tujuan masing-masing. Saya sendiri masih gemar menonton film (di bioskop) yang kini sebetulnya sudah bukan lagi sekadar hobi.
Apakah masih nonton film di bulan Ramadan?
Namanya hobi memang agak sulit untuk tidak dilakukan sama sekali. Di bulan Ramadan ini saya masih menonton film, hanya saja intensitasnya berkurang.
Beruntungnya, line up film (khususnya film Indonesia) di bioskop pada awal Ramadan hingga minggu ketiga Ramadan, rerata tidak menarik. Film Indonesia berbiaya besar, yang diproduksi oleh rumah produksi besar, menyimpan filmnya untuk tayang menjelang lebaran.
Sampai dengan hari ke-21 Ramadan, saya hanya pergi sekali ke bioskop yakni menonton John Wick: Chapter 4. Itu pun dengan mempertimbangkan jam penayangan film dengan waktu salat. Sekiranya bentrok dan bisa melewatkan waktu salat wajib, saya selalu urung untuk menonton sebuah film.
Berhubung jadwal penayangan John Wick sudah seperti jadwal bus antar kota yang ada setiap setengah jam sekali, saya bisa mengatur jadwal nonton agar tidak melewatkan waktu salat.
Dengan durasi film yang mencapai 169 menit, saya menonton John Wick jam 12:45 setelah salat zuhur, dan bisa keluar studio pada jam 15:46. Artinya masih tersedia cukup waktu untuk melaksanakan salat ashar.
Bagaimana dengan menonton di platform OTT?
Sejujurnya saya tidak terlalu senang menonton di OTT. Apalagi untuk sekadar re-watch film-film lama. Biasanya saya menonton film lama di OTT ketika akan menulis artikel listicle film, barangkali ada sedikit yang lupa jalan ceritanya.
Soalnya, saya tidak terbiasa menuliskan sinopsis/alur cerita film berdasarkan review orang lain atau yang disediakan oleh tim promo filmnya. Jikalau menonton filmnya secara utuh, akan selalu ada sudut pandang yang lain yang bisa dibagikan kepada pembaca, sehingga artikel yang saya buat bisa tampil unik dan berbeda tanpa mengurangi esensi kelengkapan informasinya.
Tapi untuk series/serial web, saya masih menontonnya. Ya, karena saat ini alhamdulillah saya masih dipercaya sebagai ketua dewan juri untuk kategori serial di sebuah festival film.
Di bulan Ramadan, saya membagi waktu untuk menonton series sehari maksimal 2 x saja. Satu episode setelah sahur hingga azan subuh. Dan satu episode lagi setelah tarawih. Durasi yang dibutuhkan tidak sampai satu jam, karena rata-rata satu episode sebuah series berdurasi 45 menit.
Beberapa series yang sedang diikuti dan atau dikhatamkan adalah Doa Mengancam, Bidadari Bermata Bening, Di Bulan Suci Ini ..., Sajadah Panjang: Sujud dalam Doa, dan Arab Maklum.
Ya, kalau melihat judul-judul tersebut, sengaja saya pilih series yang bermuatan religi dan bisa memberikan perspektif akan nilai-nilai Islam yang terkandung di dalamnya.
Nggak bikin batal puasa kok
Alasan saya memilih dan memilah tontonan tersebut erat kaitannya dengan ibadah puasa yang sedang dilakukan.
Sebagaimana kita tahu, bahwa ibadah puasa itu bukan hanya sekadar menahan diri dari lapar dan dahaga saja, tetapi juga menahan seluruh anggota tubuh dari hal-hal yang tidak baik.
Ada dua hal yang perlu kita perhatikan dengan seksama terkait hukum aktivitas di bulan puasa ini. Ada aktivitas yang membatalkan puasa dan ada aktivitas yang mengurangi/merusak pahala puasa.
Makan dan minum dengan sengaja di siang hari, bersetubuh di siang hari, adalah contoh aktivitas yang membatalkan puasa.
Sementara aktivitas seperti berdusta, gosipin orang, berkata yang kotor, adalah sekumpulan aktivitas yang mengurangi pahala puasa. Dengan kata lain, orang yang berkata kotor, puasanya tidak batal alias sah secara fikih, hanya saja pahalanya rusak/berkurang.
Bagaimana dengan menonton film?
Secara umum, para ulama berpendapat menonton film hukumnya mubah (boleh). Hal ini merujuk pada sifat dasar sesuatu yang pada hukumnya boleh sampai ada dalil yang mengharamkannya.
Di titik inilah letak kaitannya antara puasa dengan jenis tontonan yang saya pilih selama Ramadan. Saya tidak ingin pahala saya berkurang, hanya karena tidak sengaja terpapar adegan-adegan seks atau telanjang yang ada dalam sebuah tontonan.
Terkait ini, saya sudah melakukan mitigasi, salah satunya dengan cara melihat keyword yang disematkan dalam film tersebut.
Beberapa OTT sudah melengkapi koleksi filmnya dengan keyword yang spesifik. Beberapa keyword yang saya sarankan untuk diperhatikan adalah 'Sex', 'Nudity', dan 'Sexual Violence'.Â
Jika menemukan film dengan kata kunci tersebut, sudah barang tentu bakal mengandung adegan seksual dan menampilkan ketelanjangan. Terutama di film-film impor. Jadi wajib untuk dihindari!
Terkait kata kunci film dan penjelasan lengkapnya pernah saya tuliskan di sini. Silakan dibaca sebagai referensi.
Kadang kepengennya, saya juga full ibadah mahdhoh di bulan Ramadan ini. Tapi saya bukan Raja, hamba hanya manusia biasa yang berusaha sebaik mungkin memperbaiki diri setiap harinya.
Wallahualam bish-shawabÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H