Terakhir kali, bersamaan dengan peresmian Alun-Alun Kota Sukabumi dan Lapang Merdeka oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, pada Januari 2022, Masjid Agung Kota Sukabumi kian difungsikan sebagai ruang terbuka publik.
Dari bagian depan masjid, kita langsung disambut dengan tugu kujang bertuliskan SUKABUMI. Melewati tugu, terdapat halaman yang menghampar luas yang diberikan area duduk bagi pengunjung. Sebelumnya di area ini masih terdapat pohon-pohon besar yang kini ditebang dijadikan ruang publik.
Mendekat lagi hingga ke pintu utama, terdapat 8 bangunan seperti piramida. Empat di sisi kanan dan empat lagi di sisi kiri masjid. Uniknya, di piramida tersebut terdapat ukiran 99 nama Allah atau yang kita kenal dengan asmaul husna.
Satu hal lain yang menjadikan masjid ini unik adalah desain menaranya. Masjid ini punya empat menara yang desain puncaknya terilhami dari kujang yang merupakan senjata tradisional Jawa Barat.
Simbol toleransi antar umat beragama
Selain memadukan desain dengan budaya lokal, Masjid Agung Kota Sukabumi juga sebagai simbol toleransi antar umat beragama. Jika Jakarta memiliki Istiqlal dan Kathedral yang lokasinya tetanggaan, Sukabumi juga punya hal serupa.
Masjid Agung Kota Sukabumi ini letaknya berdekatan dengan Gereja Sidang Kristus. Bahkan secara de facto, gereja ini beralamat di Jalan Masjid No. 8. Lokasi yang berdekatan seakan memberi tanda bahwa kota Sukabumi adalah kota yang menjunjung tinggi toleransi antar umat beragama.
Dan hal tersebut bukan pepesan kosong semata. Baru-baru ini Kota Sukabumi meraih peringkat 6 se-Indonesia sebagai kota paling toleran yang dikeluarkan oleh Setara Institute.
Yes, saya bangga menjadi warga kota Sukabumi.
Makmurkan masjid, bukan dengan selfie
Dari pembahasan tentang sejarah, arsitektur, desain, dan hal-hal lain yang sifatnya fisik dari sebuah masjid, ada yang lebih penting dari semua itu yakni bagaimana kita semua memakmurkannya.