Skenario adalah tulang punggung sebuah film -- ucap salah satu sutradara kondang Indonesia
Bagi pencinta film atau lebih khusus lagi yang sering memerhatikan ajang penghargaannya, barangkali sudah nggak asing lagi dengan unsur-unsur yang biasa diberikan dalam penghargaan tersebut.
Salah satu unsur yang pasti ada di semua penghargaan film adalah penghargaan untuk skenario. Karena bagaimanapun juga nyawa sebuah film berawal dari skenario.
Di ajang Oscar, mereka memberikan penghargaan untuk skenario yang dibagi dua yakni Original Screenplay dan Adapted Screenplay. Hal serupa juga ditemukan di penghargaan dalam negeri Festival Film Indonesia (FFI), yang membagi kategori skenario menjadi dua bagian. Yakni Skenario Asli dan Skenario Adaptasi.
Lantas apa yang membedakan keduanya?
Pengertian Skenario Adaptasi
Secara garis besar Skenario Adaptasi bisa diartikan sebagai skenario yang ditulis atau didasarkan pada karya (seni) lainnya. Perbedaannya dengan Skenario Asli adalah skenario tersebut murni dari pemikiran sang penulis dan tidak berdasarkan karya lain.
Karena penulisan skenario adaptasi didasarkan pada karya lain, timbul pertanyaan karya apa yang biasanya dijadikan materi sebuah film?
Sumber penulisan Skenario Adaptasi
1. Buku
Sejauh ini, penulisan skenario adaptasi paling banyak mengambil dari buku-buku populer. Harapannya, pembaca bukunya bisa menonton karya tersebut ketika diadaptasi ke layar lebar. Sehingga produser nggak perlu susah-susah lagi dalam menjual filmnya karena buku tersebut sudah memiliki pembacanya sendiri yang setia.
Dalam hal pengadaptasian film dari buku, satu hal yang seringkali memicu perdebatan di kalangan pembaca buku adalah anggapan soal "kalau bukunya lebih bagus daripada filmnya".
Namun penting untuk diperhatikan bahwasanya buku dan film adalah dua medium yang berbeda. Tentunya dinikmati dengan cara yang berbeda pula. Pembaca yang sudah membaca bukunya terlebih dahulu cenderung memiliki imajinasi sendiri terhadap cerita yang mereka baca.
Sementara film yang ditontonnya adalah sebuah imajinasi dan tafsir yang dimiliki sang sutradara. Dengan kata lain, menonton film yang diangkat dari sebuah buku sama seperti kita membayangkan dan menelaah imajinasi seorang sutradara terhadap sebuah cerita. Yang tentunya bisa saja berbeda dengan para pembacanya.
Beberapa film Indonesia yang diadaptasi dari buku populer cukup menuai sukses di pasaran. Di antaranya Ayat-Ayat Cinta (2008), Laskar Pelangi (2008), dan Bumi Manusia (2019).
2. Lagu
Selain buku, sebuah lagu juga bisa menjadi ide penulisan skenario film. Hanya saja berbeda dengan buku, sebagian besar lirik lagu belum memiliki karakter dalam ceritanya. Sehingga penulis skenario tetap harus memberikan karakterisasi dan mengembangkannya sesuai kebutuhan cerita dan juga standar penulisan skenario film.
Di perfilman Indonesia, penulisan skenario adaptasi dari lagu belum begitu populer. Walau sudah ada beberapa contohnya seperti Asal Kau Bahagia (2018) yang diadaptasi dari lagu berjudul sama karya Armada Band.
Atau ada juga lagu Surat Cinta untuk Starla karya Virgoun yang diadaptasi menjadi Surat Cinta untuk Starla the Movie (2017). Nggak ketinggalan lagu fenomenal Akad milik Payung Teduh pun sudah diadaptasi menjadi film pada tahun 2022 dengan judul sama.
3. Film sebelumnya
Sudah hal lumrah, jika ada satu film yang laris di pasaran akan dibuatkan lanjutannya di beberapa waktu mendatang. Semua film yang didasarkan pada film sebelumnya entah itu berupa remake, reboot, sekuel, prekuel, atau spin off masuk ke dalam kategori Skenario Adaptasi.
Kalau diminta menyebutkan contohnya, rasa-rasanya nggak sulit untuk menyebutkannya. Karena film yang didasarkan pada film sebelumnya sungguhlah menjamur.
Semisal film Cek Toko Sebelah 2 yang tengah tayang di bioskop ini didasarkan pada film pertamanya. Walau film pertamanya yang berjudul Cek Toko Sebelah merupakan karya skenario asli karena tidak didasarkan pada karya apapun.
Silakan teman-teman sebutkan contoh lainnya di komentar ya!
4. Serial televisi
Serial televisi atau yang sering kita kenal dengan sebutan sinetron juga menjadi sumber penulisan skenario adaptasi yang nggak kalah populernya. Apalagi ketika ada satu serial televisi yang dialihwahanakan ke layar lebar mendulang sukses, yang lain ikutan-ikutan.
Dan enaknya, beberapa rumah produksi yang saat ini aktif membuat film, di masa lalunya punya segudang serial televisi yang hits. Jadi soal perizinan, rumah produksi ini nggak akan terlalu dipusingkan.
Beberapa serial televisi populer yang sudah diadaptasi ke layar lebar adalah Keluarga Cemara, Si Doel Anak Sekolahan, Suami-Suami Takut Istri, Tersanjung, dan Noktah Merah Perkawinan.
Kamu berharap serial televisi apa yang diadaptasi ke layar lebar? Kalau saya sih Gerhana ya. Harum wangi sepanjaa.....ng hari.
5. Film mancanegara
Nggak jauh berbeda dengan sumber nomor tiga, penulisan skenario adaptasi juga bisa berasal dari film mancanegara. Sejauh ini bentuknya masihlah remake dengan beberapa penyesuaian.
Korea Selatan menjadi negara yang filmnya paling banyak di-remake oleh film Indonesia sejauh ini. Dimulai dari Miss Granny yang diadaptasi menjadi Sweet 20 (2017). Lalu disusul film-film seperti Whispering Corridors (Sunyi), Sunny (Bebas), Miracle in Cell No. 7, Hello Ghost, dan My Sassy Girl.
Selain Korea Selatan, Indonesia juga pernah membuat ulang film Italia Perfect Strangers, film Filipina Kita-Kita yang diadaptasi menjadi Cinta Itu Buta (2019), dan juga film Thailand I Fine... Thank You, Love You yang diadaptasi menjadi Love You Love You Not (2015).
Dan kabarnya, Indonesia pun sudah merampungkan remake film India Badhaai Ho yang diadaptasi menjadi Keluarga Selamet. Hanya saja belum ada info mengenai jadwal rilisnya.
Demikian penjelasan mengenai pengertian, sumber, dan contoh film dari skenario adaptasi. Semoga mencerahkan dan bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H