Kupu Malam, serial Kupu Malam sudah berhasil mencuri perhatian saya ketika trailernya diluncurkan ke publik. Dalam trailer tersebut terdapat banyak adegan seksual yang belakangan sering muncul di serial web.
Semula berjudul Kupu-Bukan... bukan persoalan adegan seksualnya yang bikin saya penasaran, melainkan para aktor yang memainkannya. Jujur, agak geli-geli gimana gitu ketika melihat potongan adegan Michelle Ziudith dan Lukman Sardi beradegan ranjang. Huft!
Premis yang umum
Kupu Malam bercerita tentang seorang mahasiswa bernama Flo (bukan nama sebenarnya) yang terpaksa menjadi pelacur karena himpitan ekonomi. Dirinya butuh uang ratusan juta untuk biaya pengobatan adiknya yang sedang sakit terbaring di rumah sakit.
Semula Flo bekerja sebagai pelayan. Tapi ya tahu sendirilah berapa gaji pelayan per bulannya. Butuh waktu bertahun-tahun bagi Flo untuk mengumpulkan uang ratusan juta jika dirinya masih bekerja sebagai pelayan.
Maka ketika datang tawaran untuk menjadi 'anak buah' Mami, dengan tangis sesenggukan khas Michelle Ziudith, Flo menerima tawaran menjadi pelacur.
Pola dan premis tentang seorang yang terpaksa menjadi pelacur karena persoalan duit, sesungguhnya bukan barang baru di industri film kita. Pola seperti ini sudah sering dipakai di sinetron-sinetron atau film yang bertemakan PSK (Pekerja Seks Komersial) sejak dahulu kala.
Lantas apa yang menjadi jualan spesial dari Kupu Malam?
Yang menjadikan Flo berbeda dari karakter-karakter pelacur lain adalah tentang prinsip kerjanya. Ia nggak mau menerima klien yang sama lebih dari satu kali. Baginya, melayani klien yang sama dua kali atau lebih adalah bentuk penyerahan diri.
Sontak prinsipnya ini malah bikin penasaran Arif Dirgantara (Lukman Sardi), klien eksekutifnya untuk terus mengejar Flo.
Well, nice prinsip bukan?