Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Perfect Strangers, Pertanyakan Ulang Hakikat Sebuah Hubungan

28 Oktober 2022   09:23 Diperbarui: 28 Oktober 2022   19:46 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anting yang menjadi misteri/Falcon Pictures
Anting yang menjadi misteri/Falcon Pictures

Refleksi hakikat sebuah hubungan

Dari kehidupan rahasia masing-masing yang terungkap, Perfect Strangers mengajak kita untuk mempertanyakan ulang apa hakikat sebuah hubungan. Apa dilandasi oleh sebuah kejujuran atau hanya untuk 'haha --hihi' semata?

Lebih jauh lagi, naskah yang ditulis Alim Sudio (Miracle in Cell No. 7, Losmen Bu Broto) ini bukan hanya mempertanyakan hakikat hubungan pertemanan di antara mereka, tapi juga hubungan pernikahan di antara mereka yang sudah menikah. Karena faktanya, masing-masing pasangan memiliki rahasia sendiri.

Ironisnya, di satu adegan film memperlihatkan kehidupan rahasia pasangan yang satu, dan disaksikan dengan 'baik-baik' saja oleh teman yang lain. Tanpa disadari kalau yang melihat juga punya rahasia yang nggak kalah menggemparkannya.

Setelah itu, secara bergantian film menyoroti kisah karakter lain dan disaksikan dengan baik-baik saja oleh teman yang lainnya.

Hal ini semacam paradoks seakan-akan jika kita melihat kekurangan orang lain sebagai sehina-hinanya kekurangan. Sementara kita jarang sekali melihat kekurangan ke dalam diri kita sendiri yang bisa jadi jauh lebih hina dari apa yang kita lihat pada orang lain.

Remake dari film Italia

Perfect Strangers ini merupakan rangkaian film remake yang dibuat Falcon Pictures setelah My Sassy Girl dan Miracle in Cell No. 7. Berbeda dengan kedua film tersebut yang berasal dari Korea Selatan, Perfect Strangers diadaptasi dari film laris Italia berjudul Perfetti Sconosciuti (2016).  Kabarnya, Indonesia adalah negara ke-23 yang membuat ulang film ini.

Dalam mengulas sebuah film remake, saya selalu mengusahakan dan menonton film aslinya sebagai bahan perbandingan. Ya sesederhana ingin tahu, sejauh mana sineas Indonesia mengolahnya menjadi sajian yang penuh kreativitas dengan tidak mengkhianati materi aslinya.

Sayangnya, setelah menonton film aslinya saya justru kecewa pada versi Indonesianya. Entah sengaja atau memang malas, Perfect Strangers dibuat persis seperti aslinya. Konflik yang terjadi di masing-masing karakter mirip dengan apa yang terjadi di film aslinya.

Sampai karakter Tomo pun dibuat mirip aslinya, tapi nggak punya implikasi terhadap karakternya/Falcon Pictures
Sampai karakter Tomo pun dibuat mirip aslinya, tapi nggak punya implikasi terhadap karakternya/Falcon Pictures
Saya menjadi bertanya-tanya ketika film ini dipromokan mengangkat kultur lokal. Sebelumnya saya berpikir mungkin 'ilusi dan mitos gerhana' yang menjadi latar suasana film ini yang dianggap sebagai kultur lokal. Tapi setelah nonton film aslinya, nyatanya memang ilusi gerhana juga dijadikan sebagai latar suasana di versi aslinya.

Lantas kultur lokal apa yang diangkat dalam Perfect Strangers? Apakah menjadi gay, selingkuh dari pernikahan sah, making love tanpa pernikahan, adalah kultur lokal yang dimaksud?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun