Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Perfect Strangers, Pertanyakan Ulang Hakikat Sebuah Hubungan

28 Oktober 2022   09:23 Diperbarui: 28 Oktober 2022   19:46 1368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
My fav character, Wisnu!/instagram.com/@primevideoid

Permainan tersebut rupanya banyak membongkar hal yang tidak mereka saling ketahui yang pada akhirnya malah membuat suasana semakin tak terkendali. Ada yang merasa dibohongi, merasa tak dianggap sebagai teman, dan sejumlah perasaan negatif kini mulai menggelayuti pikiran mereka masing-masing.

Agar emosi masing-masing karakter sampai dengan baik ke penonton tanpa tumpang tindih, Rako membagi porsi mereka dengan seimbang. Tidak ada yang mendominasi. Masing-masing punya screen time dan klimaksnya sendiri. 

Tapi kalau harus menyebut satu yang paling saya suka, tentunya pujian saya sematkan pada Adipati Dolken. Karena karakternya diberikan konflik yang beda dan ia sangat tuntas melakukan 'kepura-puraannya'.

My fav character, Wisnu!/instagram.com/@primevideoid
My fav character, Wisnu!/instagram.com/@primevideoid

Tiga kehidupan manusia dalam handphone

Seiring berkembangnya teknologi komunikasi, dan sebagian besar orang kini bergantung pada handphone-nya, Perfect Strangers hendak mengungkap sisi lain manusia yang semuanya berada dalam handphone.

Film membaginya dalam tiga kelompok kehidupan yakni kehidupan publik, kehidupan pribadi, dan kehidupan rahasia. Kelompok yang disebut terakhir inilah yang akhirnya terbuka selama permainan.

Lalu untuk apa tujuan permainan ini, apakah untuk membuka kemunafikan dalam sebuah hubungan? Pentingkah kita tahu apa yang menjadi rahasia teman kita, apalagi jika rahasianya menyangkut kita sendiri? Atau malah sebaiknya kita nggak perlu tahu apapun yang menjadi rahasia teman kita?

Sebagai ilustasi, mungkin kita sering melihat (atau mungkin melakukannya) fenomena ini. Kita kumpul bersama teman-teman, kongkow-kongkow ceria di coffee shop, ngobrolin banyak hal. Lalu ketika salah satu di antara kita pulang duluan, kongkow berubah menjadi ajang ghibah orang yang pulang duluan tadi.

Perfect Strangers menggambarkan kehidupan rahasia dengan hal-hal sederhana yang mungkin terjadi dekat di kehidupan kita sebagaimana ilustrasi di atas. 

Satu rahasia yang terbongkar misalnya ditemukannya grup WhatsApp futsal baru yang di dalamnya nggak ada Tomo. Coba gimana ngelesnya Enrico, Anjas, dan Wisnu kala Tomo 'ngambek' dirinya nggak diajak futsal lagi.

Hayo.... Ada yang suka bikin grup WA baru yang isinya tanpa seseorang yang dikehendaki, ngaku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun