Saya agak heran, ketika angin puting beliung mulai menghantam kota, orangtua Luke nggak mau memenuhi ajakan anaknya untuk berlindung di rubanah. Sang ibu malah dengan pede-nya berada di lantai atas rumah seakan menantang angin tersebut.
Film memang memberikan alasan kenapa orangtua Luke berlaku demikian. Sesaat sebelum angin menghantam, Luke membuat pengakuan kalau ia seorang gay. Pengakuan ini membuat kedua orangtuanya kecewa.
Tapi apakah hanya karena hal ini, lantas mereka lebih memilih dihantam angin puting beliung daripada berlindung bersama anaknya di rubanah? Terlebih setelah bencana selesai pun, tidak ada rekonsiliasi hubungan di antara mereka.
Persoalan lain dari buruknya manejemen risiko di film ini adalah persoalan tempat berlindung.
Luke dan kawan-kawannya yang berlindung di rubanah boleh jadi selamat. Karena posisi rubanah yang berada di bawah tanah memang tidak terkena sapuan angin puting beliung.
Tapi kisah selamat lain yang terasa lebih konyol datang dari karakter kekasih Carlos, seorang pegawai hotel. Saat terjadi bencana, ia mengumpulkan semua tamu dan pegawai hotel ke dalam satu ruangan. Dan setelah bencana selesai, dengan gampangnya mereka keluar dari ruangan tersebut di antara puing-puing bangunan yang runtuh dan meluluhlantakkan seluruh kota.
Bagaimana bisa ruangan tersebut tidak rusak sedikit pun? Toh, dari yang digambarkan film, kita bisa tahu kalau ruangan tersebut bukanlah semacam kapsul tahan gempa. Bahkan di salah satu adegan diperlihatkan untuk mengunci ruangan tersebut saja hanya menggunakan semacam tali rafia.
Dari sisi pemerintah atau lembaga yang berwenang pun nggak kalah lucunya. Dari dialog, penonton bisa tahu kalau bencana angin puting beliung ini bukan kali pertama terjadi. Bahkan pernah terjadi di tahun 1960-an dengan intensitas yang sama besarnya.
Lantas manajemen risiko apa yang sudah dilakukan untuk mencegah kerugian yang lebih besar di bencana yang akan terjadi selanjutnya?
Lewat karakter Payton, setidaknya kita bisa tahu kalau lembaga yang berwenang pernah melakukan edukasi. Film memperlihatkan bagaimana si anak ini mengetahui langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan ketika terjadi bencana angin puting beliung.