Misalnya ketika ia bermain dalam Sundel Bolong (1981). Ia berperan sebagai Alisa, gadis cantik jelita yang digagahi dan akhirnya bunuh diri. Lalu arwah Alisa gentayangan dalam bentuk sundel bolong dan menjadi Shinta ketika ia berwujud manusia. Ia membunuh laki-laki yang menggoda dirinya dalam wujud Shinta sebagai upaya balas dendam.
Hebatnya, ketiga peran ini (Alisa-Shinta-sundel bolong) dilakoni langsung oleh Suzzanna dengan sangat apik.
Dalam film Suzzanna yang lain seperti Nyi Blorong (1982), ia memerankan sosok Nyi Blorong yang merupakan anak dari Nyi Roro Kidul. Nyi Blorong sendiri adalah sosok mitologi penguasa laut Jawa selatan yang digambarkan bertubuh setengah manusia setengah ular. Pastinya untuk mendalami peran sebagai Nyi Blorong adalah hal yang nggak mudah.
Tapi Suzzanna memang aktor yang selalu memberikan totalitasnya di seni peran. Kabarnya properti yang diletakkan di atas kepala Suzzanna adalah ular asli. Nggak heran ketika menonton aksinya di film itu, banyak penonton yang dibuat ngeri hanya dengan melihat ekspresi muka Suzzanna dengan ular-ularnya.
Karakter Nyi Blorong yang lekat dengan nama Suzzanna masih berlanjut dalam film-film selanjutnya. Sebut saja Perkawinan Nyi Blorong (1983), Bangunnya Nyi Roro Kidul (1985), dan Petualangan Cinta Nyi Blorong (1986).
Dari peran-perannya yang menantang di film horor itulah Suzzanna akhirnya dijuluki sebagai ratu horor Indonesia. Menurut saya, bahkan sampai saat ini belum ada aktor yang sepadan untuk mengkudeta posisi Suzzanna sebagai ratu horor.
Kalau hanya dihitung dari jumlah film horor yang dimainkan, mungkin Dewi Perssik, Prilly Latuconsina, Luna Maya atau Shandy Aulia bisa menjadi penerusnya. Tapi jika diukur dari kadar keseraman dan aura yang dipancarkan, keempat aktor tersebut masih butuh jam terbang untuk menjadi penerus Suzzanna.
Berbuah dua kali nomine FFI
Festival Film Indonesia (FFI), sebanyak dua kali.
Peran-peran yang dilakoni Suzzanna nggak hanya mengantarkannya ke puncak popularitas. Ia juga berhasil masuk nominasi ajang penghargaaan film tertinggi tanah air,Kali pertama ia masuk nominasi Pemeran Utama Wanita Terbaik pada FFI 1979 lewat film Pulau Cinta.
Namun di kategori penghargaan ini, ia harus bersaing dengan aktor sekaliber Yenny Rachman dan Tutie Kirana. Meskipun pada akhirnya piala harus jatuh ke pelukan Christine Hakim yang menampilkan akting menawan di film Pengemis dan Tukang Becak.
Selang beberapa tahun, Suzzanna kembali masuk nominasi yang sama di ajang FFI 1982 berkat aktingnya di Ratu Ilmu Hitam. Tapi lagi-lagi ia harus bersaing dengan Yenny Rachman yang ternyata membawa pulang piala citra lewat Gadis Marathon.