Tapi sebagaimana istilah tiada gading yang tak retak, suami dari Kamila Andini ini pernah membuat film yang bikin saya hampir melempar popcorn ke layar bioskop.
Kalau tak percaya coba ingat-ingat lagi betapa kesalnya kamu ketika nonton Pesantren Impian (2016), karya thriller yang diadaptasi dari novel Asma Nadia tersebut. Sudah ingat? Apa rasanya? Kalau kamu merasa kesal, maka kamu perlu tahu, Ifa Isfansyah-lah sang pembuat film tersebut.
Namun demikian, selepas Pesantren Impian yang diproduksi MD Pictures, Ifa masih aktif membuat karya keren lainnya semisal Hoax dan Koki-Koki Cilik (2018).
3. Guntur Soeharjanto
Memulai karier layar lebar lewat Otomatis Romantis pada 2008, nama Guntur memang belum terlalu dikenal publik. Barulah setelah ia membesut 99 Cahaya di Langit Eropa (2013), Guntur mulai dilirik banyak produser. Kesuksesan 99 Cahaya di Langit Eropa produksi Maxima Pictures membawa Guntur pada film-film romance religi. Assalamualaikum Beijing, Jilbab Traveler: Love Sparks in Korea, dan Cinta Laki-Laki Biasa adalah contohnya.
Predikat sutradara spesialis film religi lantas melekat pada nama Guntur. Maka tak heran, sekuel Ayat-ayat Cinta yang semula digarap Hanung Bramantyo diserahkan padanya. Yang menarik, ia justru terpeleset di film tersebut. Ayat-ayat Cinta 2 (2017) telah membawa kariernya terjun bebas, sekaligus bikin saya pusing seribu keliling.
Bagaimana tidak, sosok Fahri yang digambarkan tanpa cela hingga adegan akhir operasi tukar wajah tentu bakal membekas di ingatan para penontonnya.
4. Hanung Bramantyo
Nama Hanung bisa jadi salah satu jaminan mutu bagi sebuah film. Semenjak debut perdananya lewat Brownies (2004), Hanung langsung melesat sebagai sutradara muda dan berbakat. Karya-karya terbaiknya selalu muncul tiap tahun. Ada Catatan Akhir Sekolah, Jomblo, Lentera Merah, Kamulah Satu-satunya, Get Married, Ayat-ayat Cinta, Doa Yang Mengancam, Perempuan Berkalung Sorban, Sang Pencerah, dan masih banyak lagi judul lainnya yang pernah dihasilkan Hanung.
Di Festival Film Indonesia sendiri, tercatat Hanung sudah dua kali membawa pulang Piala Citra Sutradara Terbaik, yakni pada 2005 (Brownies) dan 2007 (Get Married). Sementara di Festival Film Bandung, Hanung sudah membawa pulang Piala Sutradara Terpuji sebanyak lima kali: pada 2008 (Ayat-Ayat Cinta), 2011 (Sang Pencerah), 2014 (Soekarno: Indonesia Merdeka), 2018 (The Gift), dan 2020 (Bumi Manusia).