Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Dikenal Sering Membuat Karya Keren, 4 Sutradara Ini Pernah Bikin Satu Film yang Buruk

10 September 2022   09:27 Diperbarui: 16 September 2022   14:31 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Aditya Gumay sering juga menjadi juri di ajang penghargaan salah satunya Indonesia Movie Actor Awards (IMAA)/liputan6.com

Apa sih alasan kamu menonton suatu film? Apa karena ada artis favoritmu di film tersebut? Atau ceritanya yang menarik? Atau... karena track record sutradaranya?

Ya, bagi sebagian orang, sutradara merupakan faktor penting sekaligus alasan kenapa mereka menonton suatu film. Sutradara mumpuni bahkan bisa jadi jaminan mutu dari suatu film.

Tapi pernahkah kamu terjebak menonton film yang dibuat sutradara terkenal, ternyata filmnya malah bikin kamu geleng-geleng kepala nggak keruan. Kalau saya sih pernah, tepatnya pas saya nonton 4 film yang diarahkan sutradara berikut ini.

1. Aditya Gumay

Aditya Gumay sering juga menjadi juri di ajang penghargaan salah satunya Indonesia Movie Actor Awards (IMAA)/liputan6.com
Aditya Gumay sering juga menjadi juri di ajang penghargaan salah satunya Indonesia Movie Actor Awards (IMAA)/liputan6.com

Siapa yang nggak kenal dengan Aditya Gumay. Ia adalah sutradara Indonesia yang dikenal lewat acara Lenong Bocah yang tayang di TPI (sekarang MNCTV) pada dekade 90-an. Selain itu ia juga berhasil mendirikan sanggar akting yang diberi nama Sanggar Ananda. Di sanggar itu banyak aktor-aktor handal lahir.

Aditya Gumay memulai bikin film panjang lewat Tina Toon & Lenong Bocah the Movie pada 2004. Namun, namanya mulai berkibar di jagad perbioskopan lewat Emak Ingin Naik Haji (2009). Filmnya itu berhasil memenangkan penghargaan Film Terpuji Festival Film Bandung 2010 sekaligus mengantarkan Gumay meraih anugrah Sutradara Terpuji. Tahun-tahun setelahnya, Gumay rutin membuat film yang layak tonton seperti Rumah Tanpa Jendela (2011) dan Ummi Aminah (2012).

Tapi untuk hiburan, boleh lah film ini jadi referensi/wikipedia
Tapi untuk hiburan, boleh lah film ini jadi referensi/wikipedia

Tapi siapa sangka, Aditya Gumay pernah bikin saya hampir stres gara-gara nonton satu film karyanya. Apakah itu? Tiada lain dan tiada bukan, film tersebut adalah Taman Lawang (2013) yang dibintangi almarhum Olga Syahputra, salah satu anak didiknya yang paling berbakat.

Saat saya menonton film tersebut, rasa kaget bercampur sedih menggelayuti hati saya. "Master Aditya Gumay ternyata bisa membuat film sekonyol ini?" kata saya dalam hati.

2. Ifa Isfansyah

Selain sebagai sutradara, Ifa Isfansyah juga aktif sebagai produser. Ia mengangkat Piala Citra setelah film yang diproduserinya, Siti, meraih Film Terbaik pada FFI 2015/cinemapoetica.com
Selain sebagai sutradara, Ifa Isfansyah juga aktif sebagai produser. Ia mengangkat Piala Citra setelah film yang diproduserinya, Siti, meraih Film Terbaik pada FFI 2015/cinemapoetica.com

Mungkin kamu bertanya-tanya mengapa peraih Piala Citra Sutradara Terbaik FFI 2011 ada di daftar ini. Mengingat film-filmnya justru banyak menuai pujian dan apresiasi dari berbagai penghargaan di dalam dan luar negeri. Sebut saja Garuda di Dadaku (2009), Sang Penari (2011), Ambilkan Bulan (2011), 9 Summers 10 Autumns (2013) hingga Pendekar Tongkat Emas (2015).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun