Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pengingat yang Bagus tentang Pentingnya Persatuan Bangsa, 6 Film Ini Layak Kita Tonton

24 Agustus 2022   20:39 Diperbarui: 24 Agustus 2022   20:55 944
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita sila ke berapa yang paling relate dengan kehidupan kamu?/tribunnews.com

17 Agustus 2022 adalah hari yang cukup bersejarah bagi Indonesia. Inget gak hari apa? Betul sekali, setiap tanggal 17 Agustus diperingati sebagai hari Kemerdekaan Indonesia. Nah lho? Ingat, nggak? Atau kamu sering bolos ya pas pelajaran sejarah?

Masih dalam rangka memeriahkan Bulan Kemerdekaan Indonesia, saya mau kasih rekomendasi 6 Film Indonesia yang bisa mengingatkan kita akan pentingnya persatuan Indonesia. 

Tak hanya itu, deretan film ini juga bisa jadi pengingat yang bagus bahwa negeri kita tercinta ini terdiri atas banyak bangsa, sesuatu yang belum tentu dimiliki negeri lain.

Lalu film apa sajakah yang saya rekomendasikan?

1. Tanda Tanya (?) (2011)

Revalina S. Temat berperan sebagai wanita muslimah yang bekerja di restoran non-halal/Mahaka Pictures
Revalina S. Temat berperan sebagai wanita muslimah yang bekerja di restoran non-halal/Mahaka Pictures
Film yang rilis tahun 2011 ini menceritakan tentang toleransi beragama, baik antar umat seagama maupun antar umat beragama. 

Terinspirasi dari peristiwa-peristiwa penting yang berkaitan dengan agama seperti penusukan pastor di Bekasi pada tahun 2010 dan meninggalnya seorang banser saat menjaga malam Natal pada tahun 2000, Hanung Bramantyo merangkai peristiwa demi peristiwa tersebut dalam sebuah film yang diberi judul Tanda Tanya (?).

Dalam film yang naskahnya ditulis oleh Titien Wattimena ini, karakter yang digambarkan merupakan sosok yang mencerminkan keberagaman di Indonesia. 

Mulai dari seorang wanita muslimah yang harus bekerja di restoran yang menjual makanan non-halal, aktor muslim yang sulit mendapat peran hingga akhirnya dia menerima tawaran menjadi Yesus, hingga sosok ibu muda yang berkonflik dengan dirinya sendiri sehingga memutuskan pindah keyakinan.

Bisa saya bilang, film ini adalah salah satu karya masterpiece dari perfilman Indonesia yang berbicara toleransi.

2. Lima (2018)

Cerita sila ke berapa yang paling relate dengan kehidupan kamu?/tribunnews.com
Cerita sila ke berapa yang paling relate dengan kehidupan kamu?/tribunnews.com
Judul filmnya memang Lima. Ya, itu karena film ini terinspirasi dari jumlah sila dalam Pancasila. Yang tak kalah menarik, film ini pun digarap oleh 5 sutradara sekaligus. Eitts, tapi ini bukan omnibus; Lima betul-betul film panjang yang digarap oleh 5 sutradara. Kayaknya, ini menjadi film Indonesia dengan sutradara terbanyak, hehe.

Apa Lima cuma punya fakta unik seperti di atas? Jelas tidak. Pesan yang ingin disampaikan oleh film ini pun tak kalah menarik: 5 sutradara, 5 cerita, 1 keluarga Indonesia. Ya, masing-masing cerita memang mewakili masing-masing sila dari Pancasila.

Ada yang sudah pernah nonton? Atau kamu bahkan nggak tahu ada film ini di bioskop? Bisa jadi iya, mengingat film yang rilis perdana pada 31 Mei 2018 ini memang sepi penonton dan tak bertahan lama di bioskop.

Oh ya, Lola Amaria yang sering dikenal membuat film-film bertema humanisme seperti Minggu Pagi di Victoria Park, Negeri Tanpa Telinga, dan Jingga, ambil bagian juga sebagai salah satu sutradara film ini.

3. Soekarno: Indonesia Merdeka (2013)

Salah satu penampilan terbaik Ario Bayu/MVP Pictures
Salah satu penampilan terbaik Ario Bayu/MVP Pictures
Berbicara kemerdekaan tak lengkap juga jika tidak bicara founding father negeri ini, Soekarno. Diangkat ke layar lebar pada Desember 2013, Soekarno: Indonesia Merdeka berhasil memenangkan kategori tertinggi di Festival Film Bandung 2014 sebagai Film Terpuji.

Film ini menceritakan sosok Soekarno dari kecil hingga masa Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945. Film ini penuh dengan nilai-nilai patriotisme dan perjuangan, mengingatkan kita bahwa negeri ini dibangun dengan tetes darah, keringat, dan air mata.

Tapi... film ini sempat kontroversi lho. Putri Soekarno, Rachmawati, mengkritik bahwa Ario Bayu tak cocok memerankan Soekarno. Menurutnya Anjasmara lah yang pas memerankannya.

4. Pantja-Sila: Cita-cita & Realita (2016)

Coba tebak, apa isi pidato Soekarno/tribunnews.com
Coba tebak, apa isi pidato Soekarno/tribunnews.com
Film ini sangat bermaksud baik dengan menghidupkan kembali Pidato Soekarno tanggal 1 Juni 1945 pada sidang BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia). Melalui film ini, kita yang hidup di masa kini bisa mendengar kata per kata isi pidato yang dibacakan oleh Soekarno. Dibuat dengan format dokumenter, Tyo Pakusadewo memainkan sosok Soekarno dengan cemerlang.

Peran utama dalam film ini adalah "Isi Pidato Ir. Soekarno" itu sendiri. "Cita-cita" dalam judul mencerminkan berbagai hal yang dijabarkan oleh Soekarno dalam pidatonya. "Realita" mencerminkan berbagai realitas pahit hidup berkebangsaan yang tidak sama dengan apa yang dicita-citakan pada saat Indonesia merdeka, namun tetap menjadi tujuan Dasar Negara Pancasila itu sendiri.

Kids zaman now sudah nonton film ini?

5. Semes7a (2019)

Keseimbangan hidup itu tercipta dengan menjaga lingkungan/youtube.com
Keseimbangan hidup itu tercipta dengan menjaga lingkungan/youtube.com
Ya, kamu nggak usah heran, saya nggak typo kok. Judulnya memang ditulis Semes7a, tapi dibacanya Semesta. Saya sendiri nggak tahu sejak kapan angka 7 bisa dibaca 't'.

Tapi bisa jadi penulisan angka tujuh itu bukan semata-mata gaya-gayaan, tapi juga punya maksud tersendiri. Maklum saja Semes7a bercerita tentang 7 sosok di 7 provinsi Indonesia yang sangat peduli terhadap alam dan lingkungan Indonesia yang indah.

Kepedulian itu tergerak dari dorongan agama, kepercayaan, dan budaya masing-masing tempat. Inilah salah satu yang menarik dari film bergenre dokumenter yang diproduseri oleh Nicholas Saputra ini.

Meski berbeda cara, tapi punya satu tujuan yakni merawat Indonesia sebagai bentuk syukur atas keberagaman yang sudah Tuhan berikan pada negeri tercinta ini. 

6. Cahaya Dari Timur: Beta Maluku (2014)

Masih menjadi karya terbaik Angga Dwimas Sasongko hingga saat ini/Visinema Pictures
Masih menjadi karya terbaik Angga Dwimas Sasongko hingga saat ini/Visinema Pictures
Tak salah jika ada ungkapan, olahraga adalah alat pemersatu bangsa. Cahaya Dari Timur: Beta Maluku adalah salah satu film Indonesia yang bercerita tentang sepak bola. Filmnya sendiri sangat unik karena menggunakan dialog Ambon dalam keseluruhan durasi. Selain itu, dipilihnya aktor-aktor muda berbakat asli Maluku untuk mengisi peran anak-anak turut menambah keunikan Cahaya Dari Timur: Beta Maluku.

Film ini banyak mengajarkan kita untuk kerja keras, meraih mimpi, juga saling menghargai. Film yang dipilih sebagai Film Terbaik Festival Film Indonesia 2014 ini juga kental dengan aspek kultural yang betul-betul mencerminkan Indonesia.

Rasanya, kalau kamu tidak sempat menonton film-film di atas, masa film ini juga tak sempat kamu tonton?

Nah, itu dia 6 rekomendasi film Indonesia yang menurut saya cocok dijadikan sebagai bahan perenungan betapa berharganya persatuan dan kesatuan bangsa. 

Kalau kamu punya film lain yang direkomendasikan, jangan ragu berbagi di kolom komentar ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun