Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kuterima 8 Tanda Cinta dari KOMiK, SAH!

22 Agustus 2022   12:33 Diperbarui: 22 Agustus 2022   12:44 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sertifikat juara Liga Komik Season 1 2020/Raja Lubis

Saya agak lupa-lupa ingat kapan persisnya pertama kali berkenalan dengan KOMiK. Kata orang pertemuan pertama tak bisa dilupakan, tapi kenapa saya bisa melupakannya? Saya boleh saja berkilah. Mereka yang mengingat pertemuan pertama, bisa jadi hanya punya itu sebagai kenangan manisnya. 

Tapi untuk yang bisa bertahan dengan segala momen manis di setiap waktunya, boleh jadi pertemuan pertama terlupakan. Karena setelah itu digantikan dengan kenangan manis yang datang silih berganti. Ah, bisa saja!

Delapan tahun KOMiK (Kompasianers Only Movie enthus(i)ast Klub) telah membersamai perjalanan industri film Indonesia dari hulu ke hilir. Sudah sekian banyak tanda cinta yang mereka berikan untuk film Indonesia terlebih untuk para anggota setianya yang biasa dipanggil Komiker.

Mungkin tak masalah jika kali ini saya mengaku saja sebagai Komiker. Dan berusaha berbagi kenangan manis selama ini bersama mereka.

8 tanda cinta KOMiK untuk Komiker:

1. Writing competition

Tanda cinta pertama yang KOMiK berikan dan saya sambut baik adalah writing competition. Saya memang lebih suka mengikuti kompetisi menulis daripada lomba blog. Karena di kompetisi menulis (apalagi di Kompasiana) saya nggak perlu ribet-ribet mengurusi urusan visual. Kompetisi menulis seperti ini lebih menekankan kepada ide dan gagasan penulisannya.

Tulisan pertama yang saya berikan adalah tentang potret perempuan dalam film Indonesia pada April 2017. Setahun setelahnya yakni April 2018, saya menulis tentang perspektif sineas memandang keberagaman Indonesia dalam film-filmnya.

Ya, saya menulis setahun sekali di Kompasiana, hanya untuk KOMiK semata. 

2. KO-Magz

Saya sangat paham sekali, kalau salah satu masalah di negeri ini adalah soal pengarsipan. Padahal arsip itu penting. Bagaimana caranya kita bisa re-koleksi memori, jika tak memiliki arsip?

Sebuah pepatah kuno mengatakan "Tulisan yang lemah lebih baik daripada ingatan yang kuat". 

KOMiK sadar betul akan hal ini. Secara konsisten mereka mengoleksi tulisan-tulisan dari para Komiker dan dijadikan satu dalam majalah KO-Magz. Dan hal ini dilakukan secara rutin setiap bulan serta sampai saat ini sudah memiliki puluhan volume.

Bagaimana semua ini bisa terlaksana jika di dalam diri mereka tidak ada kecintaan terhadap sinema? Dan saya cukup beruntung bisa turut serta dalam KO-Magz walau hanya di beberapa volume saja.

Harapan saya untuk KO-Magz, semoga bentuk tulisan dan temanya lebih beragam lagi. Semisal bisa ditambahkan tentang isu-isu terkini terkait perfilman, analisa marketing/promo film, dan tulisan-tulisan lain yang sifatnya lebih in-depth article.

3. Kolaborasi buku

Nggak pernah terbayangkan sebelumnya saya punya buku kolaborasi bersama teman-teman yang memiliki 'nada dasar' yang sama. Dan KOMiK berhasil mewujudkannya. Buku kolaborasi pertama yang kami hasilkan adalah tentang film perjuangan. 

Walau pertama kali saja diajak kolaborasi buku adalah tentang film horor yang sampai saat ini masih diperjuangkan untuk menjadi produk jadi.

Semoga segera rampung ya, dan bisa menjadi tanda cinta berikutnya untuk saya. Aaamiin!

4. Nonton gratis

Walau bisa beli tiket sendiri, tapi mendapat tiket gratis juga nggak kalah membahagiakannya. KOMiK seringkali mengadakan kuis / giveaway yang berhadiah tiket nonton gratis. 

Saya pun seringkali memanfaatkan tanda cinta yang ini, khususnya ketika yang diberikan adalah film-film yang saya belum punya akses/langganannya.

Beberapa yang pernah saya rasakan adalah menonton Jakarta vs Everybody, One Night Stand, dan film dari program Nostalgia Film Terbaik.

5. Beragam hadiah

Kita paham yang namanya dalam sebuah hubungan, tanda cinta nggak selalu yang sifatnya 'tak bisa disentuh'. Untuk membuat hubungan terjalin lebih harmonis, sesekali harus diberikan tanda cinta yang bersifat fisik/benda.

Dalam hal ini, KOMiK memang paham bagaimana mempertahankan hubungan baiknya dengan Komiker. 

Alhamdulillah, beragam merchandise hasil dari lomba KOMiK pernah saya dapatkan. Mulai dari kaos Kompasiana, kaos Gundala, alat tulis, tumbler, dompet kartu, dan masih banyak lagi. Alhamdulillah-nya lagi, semuanya bermanfaat.

6. Event offline

Tanda cinta di nomor 6 ini yang sebetulnya bikin saya malu mengaku sebagai Komiker. 

Saya baru sadar, selama menjalin hubungan dengan KOMiK, belum sekalipun saya bertemu di event offline yang mereka selenggarakan.

Aih, berarti selama ini kita hanya LDR-an doang ya. Huft!

Padahal kalau secara jarak nggak jauh - jauh banget sih. Hanya tinggal tarik garis lurus dari Gedung Sate menuju Monumen Nasional. Tapi ya mungkin persoalan waktu yang kadang nggak cocok kali ya.

Eh, jadi kepikiran deh. Apakah KOMiK punya basecamp tempat ngumpul? Mudah-mudahan ada ya. Jadi kalau saya sedang bepergian ke kota tempat basecamp-nya berada, mungkin bisa saya sempatkan mampir dan berbincang lebih jauh tentang hubungan kita.  Dan tentunya juga tentang film Indonesia.

Atau mungkin KOMiK bisa menggandeng komunitas di daerah untuk bisa menyelenggarakan kegiatan offline. Sehingga para Komiker yang tidak beraktivitas di lingkaran ibukota bisa juga merasakan euphoria tanda cinta yang satu ini.

Dan, tentunya jika ada rencana ke Bandung, saya dan tim dengan tangan terbuka siap menyambutnya.

7. Liga KOMiK

Hubungan itu bisa bertahan lama dan nggak membosankan, kalau terus menerus memperbaharui tanda cintanya. Coba apakah kamu mau, setiap tahun diberi kado yang sama oleh pasanganmu?

Lagi-lagi KOMiK paham betul bagaimana membuat hubungan dengan Komiker tetap menyenangkan.

Tanda cinta terbaru yang mereka berikan adalah Liga KOMiK. Liga ini semacam cerdas cermat beregu yang diselenggarakan secara online. Komiker diuji wawasan filmnya di liga ini.

Dan Liga KOMiK ini baru terselenggara dua kali. Dan saya pun mengikuti keduanya. Alhamdulillah di kedua penyelenggaraan tersebut, saya dan tim sama-sama masuk Grand Final.

Kabarnya edisi ketiga liga ini akan segera digelar dengan hadiah yang lebih wow. 

8. Mulai produksi film pendek

Walau geraknya belum seterang ketujuh tanda cinta lainnya, tapi tanda cinta yang ini sudah menunjukkan progressnya. Film pendek pertama mereka yang berjudul Jagaditta masuk kurasi Festival Film Bulanan yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf.

Makin salut dengan KOMiK yang betul-betul memiliki daya untuk tetap membersamai film Indonesia.

Akhir kata, terima kasih atas tanda cinta yang sudah disebarkan. Dan semoga hubungan kita tetap baik hingga sembilan, sepuluh, sebelas, dan selamanya.

Happy 8th Anniversary, KOMiK!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun