Ghost Writer 2 nggak demikian!
Malah cukup mengejutkan, suguhan 'hati' terbesar justru datang dari Widyawati yang berperan sebagai ibunya Vino, di detik-detik terakhir film.
Saya sangat bisa merasakan atmosfer penonton yang ngakak ketawa cekikikan ketika adegan setan Vino yang gagal menghilang, sejurus kemudian hening ketika Widyawati muncul di layar.
Walau hanya memiliki satu golden scene dan backstory karakternya kurang digali, jam terbang Widyawati nggak bisa bohong.
Ia sangat pandai memainkan rasa kehilangan yang dideritanya secara bertahap. Hingga sampai pada dialog, "jelaskan di bagian mana yang kamu ngerti", nggak terasa air mata saya menetes.
Ah, tapi belum saja air mata ini mengering 2, Ghost Writer 2 peka untuk menghibur penontonnya dengan menghadirkan 'Neng Yuyun'.
Walau sama pentingnya, estetika bisa saja jadi nomor dua. Ketika yang diutamakan adalah bagaimana sebuah karya bisa 'berkomunikasi' dengan penontonnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H