Pergantian pemain untuk karakter Natalie, diharapkan bisa memperkuat jalinan cerita sesuai tuntutan naskah Cek Toko Sebelah 2
Cek Toko Sebelah (2016) adalah salah satu film Ernest Prakasa yang menuai sukses baik dari segi komersial atau penghargaan dalam negeri. Film produksi Starvision ini berhasil mengumpulkan 2,6 juta penonton sejak rilis perdana pada 28 Desember 2016.
Dengan jumlah penonton sebanyak itu, Cek Toko Sebelah nangkring di posisi 4 film Indonesia terlaris 2016 dan sempat masuk ke jajaran Film Indonesia terlaris sepanjang masa. Sebelum akhirnya disalip oleh Ayat-Ayat Cinta 2 (2017) dan Ngeri-Ngeri Sedap (2022).
Sementara dari sisi penghargaan dalam negeri, film ini diganjar penghargaan Festival Film Indonesia (FFI) dan Festival Film Bandung (FFB) sekaligus untuk kategori penulis skenario terbaik. Dan di ajang FFB, selain mendapat penghargaan skenario, Cek Toko Sebelah juga berhasil meraih penghargaan puncak sebagai Film Bioskop Terpuji FFB 2017.
Kini, setelah hampir enam tahun, Cek Toko Sebelah siap membuka 'tokonya' dalam Cek Toko Sebelah 2.
Cerita Cek Toko Sebelah 2
Secara garis waktu, cerita Cek Toko Sebelah 2 akan melanjutkan cerita dari film pertamanya. Dan di sekuelnya kali ini, akan ada dua cerita utama yang dikembangkan yakni: kisah Erwin yang hendak melamar Natalie dan Koh Afuk yang mendesak Yohan dan Ayu untuk segera memiliki anak.
Bagi yang belum sempat menonton film pertamanya, mungkin sedikit bingung dengan karakter-karakter yang saya sebutkan di atas. Siapa mereka dan bagaimana ceritanya, saya akan singgung sekilas.
Di film pertama, Koh Afuk (diperankan aktor Malaysia Chew Kin Wah) memiliki dua orang anak laki-laki bernama Yohan (Dion Wiyoko) dan Erwin (Ernest Prakasa).
Yohan telah menikah dengan Ayu (Adinia Wirasti), wanita mandiri yang bisa membuat kue yang sangat enak. Sementara Erwin masih berkutat dengan pekerjaannya dan sedikit melupakan kisah asmaranya bersama Natalie (Gisela Anastasia).
Sementara di Cek Toko Sebelah 2, karakter mereka akan lebih dikembangkan lagi dengan konflik baru yang lebih dalam.Â
Kisah Yohan dan Ayu memiliki konflik terkait kepemilikan anak yang menurut mereka butuh komitmen serius dan mental yang baik. Sementara konflik yang dihadirkan dalam kisah Erwin dan Natalie berasal dari ibu Natalie yang tidak percaya kepada Erwin. Terlebih adanya perbedaan status sosial antara Erwin dan Natalie, yang juga menyebabkan kegagalan hubungannya dengan ayah Natalie di masa lalu.
