Sebetulnya membeli kue yang sudah jadi lebih praktis daripada bikin sendiri. Tapi dengan anggaran yang sama, hasil kue yang dibuat sendiri bisa lebih banyak daripada beli jadi. Karena selain untuk dikonsumsi sendiri, kue lebaran juga dibagi-dibagi ke kerabat dan sebagai hidangan bagi tamu yang silaturahim ke rumah.
Tertarik nyoba? Yuk mampir ke rumah!
3. Potong rambut ah, biar cakepan dikit
Salah satu usaha yang kebanjiran berkah menjelang lebaran adalah tukang cukur. Saya sendiri biasa cukur di hari ke-26/27 Ramadan. Konon katanya, laki-laki itu terlihat ganteng tiga hari setelah cukuran. Iya' gitu?
Nah, pas saya cukuran di tukang cukur 15 ribuan itu memang yang ngantre lumayan banyak. Sampai akhirnya saya mencari tukang cukur lain, karena memang saya malas menunggu.
Silakan cek post instagram ini untuk melihat hasilnya.
4. Tidak ada ketupat di lebaran tahun ini
Agak unik memang keluarga saya ini. Tiap lebaran justru nggak pernah bikin ketupat. Alasannya karena memang nggak ada yang suka. Semuanya lebih memilih nasi seperti biasa saja. Pernah bikin ketupat, tapi nggak ada yang makan. So, daripada mubazir lebih baik ya tidak membuatnya.
Untuk melengkapi nasi, paling kami membuat rendang dan sambal kentang mustofa. Itu dua menu yang biasanya ada di lebaran dan memang bahannya tersedia di pasar. Justru mencari ikan dan tempe malah lebih sulit menjelang lebaran.
5. Stok bahan-bahan seblak
Hari pertama Idulfitri, Seblak Raja Lubis libur berjualan, tapi hari kedua sudah mulai buka lagi. Berdasarkan pengalaman kami, pada hari kedua lebaran itu penjualan seblak mulai laris setidaknya hingga seminggu lebaran.
Mungkin karena makanan di lebaran itu-itu saja. Kalau nggak opor, ketupat, rendang, ya kue-kue. Teman-teman juga pasti ngerasain 'kan setiap silaturahim ke kerabat, pasti suguhannya hampir serupa.