"Jika semua ibadah hanya karena Ramadan sungguh ia telah pergi berlalu, tapi jika semua karena Allah, maka takkan ada yang berubah meski Ramadan telah pergi." - Ustadz Jefri Al Buchori (Uje)
Setelah menjalankan ibadah puasa sebulan lamanya, hari yang ditunggu-tunggu pun tiba. Ya, umat Islam di seluruh dunia akan merayakan hari raya Idulfitri. Di negara-negara mayoritas Islam termasuk Indonesia, persiapan Idulfitri ini sudah terlihat setidaknya dari dua pekan sebelumnya.
Masyarakat mulai sibuk berbelanja pakaian baru, kue lebaran, berbagai bahan makanan untuk sajian lebaran, dan lain sebagainya. Lalu apa saja yang saya (harus) persiapkan menjelang hari lebaran?
Sengaja kata 'harus' saya pakai tanda kurung, karena apa yang saya bagikan di tulisan ini bukanlah suatu kewajiban yang harus dipersiapkan di lebaran. Sebagian besar yang saya bagikan adalah bagian tradisi yang sudah mengakar di masyarakat, dan juga disesuaikan dengan kebutuhan personal.
Let's Go!
1. Baju baru? Alhamdulllah!
Lebaran identik dengan baju baru. Banyak orang tua yang rela nabung sedikit demi sedikit hanya untuk membelikan baju baru untuk anak-anaknya.
Islam sendiri menganjurkan kepada umatnya agar memakai baju terbaik di saat lebaran. Beberapa ulama menafsirkan kata 'terbaik' adalah baju yang baru. Tapi apakah harus selalu beli baru?
Tentu tidak harus. Kita bisa memakai baju terbaik dari apa yang kita punya. Baju lama pun tak apa, asal masih layak pakai. Karena esensi lebaran, tidaklah terletak pada pakaian semata.
Saya sendiri sudah bertahun-tahun tidak pernah membeli baju baru khusus lebaran. Untuk salat ied cukup menggunakan baju koko dan sarung yang biasa saya gunakan sehari-hari. Pun setelah salat, cukup menggunakan kemeja dan jeans saja jika hendak bepergian.
2. Kue lebaran
Lebaran juga identik dengan beragam kue-kue khas. Mulai dari nastar, kue kering, kue kacang, putri salju, telor gabus, dan masih banyak lagi. Alhamdulillah, selama merayakan Idulfitri belum pernah sekalipun beli kue lebaran. Ya nggak beli karena memang buat sendiri. Tentunya yang bikin adalah ibu saya. Saya mah cuma bantu nguyel-nguyel adonan doang. Haha.