Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Konten Sedekah dan Sedekah Konten, Bagaimana Hukumnya Dalam Islam?

27 April 2022   13:38 Diperbarui: 27 April 2022   13:42 1598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berbagi nggak pernah rugi/sonora.id

Ramadan adalah bulan yang paling tepat untuk berbuat baik. Meskipun berbuat baik tidak harus di bulan Ramadan saja, tapi juga di bulan-bulan lain sepanjang tahun. Hanya saja, di bulan yang istimewa ini, pahala kebaikan yang kita lakukan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT.

Oleh karena itu, banyak orang berlomba-lomba berbuat baik di bulan yang penuh kemuliaan ini. Salah satu cara berbuat baik adalah dengan bersedekah.

Apakah sedekah itu? Secara sederhana sedekah bisa diartikan menyisihkan sebagian harta yang kita miliki di jalan yang Allah SWT ridhoi. Tentunya harus disertai dengan perasaan tulus dan sukarela dari si pemberi sedekah.

Keutamaan sedekah

Dalam Islam, sedekah memiliki banyak keutamaan. Salah satu keutamaan tersebut adalah sedekah sebagai penghapus dosa. 

Sebagai manusia biasa, kita tentu sering melakukan dosa baik yang disengaja atau tidak disengaja. Namun, Islam juga memudahkan manusia untuk menghapus dosa-dosanya melalui sedekah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW "Sedekah itu dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api" (HR. Tirmidzi).

Pada sabda yang lain, Rasulullah juga menyampaikan bahwa sedekah bisa menyembuhkan penyakit. "Bentengilah hartamu dengan zakat, obati orang-orang sakit (dari kalanganmu) dengan bersedekah dan persiapkan doa untuk menghadapi datangnya bencana" (HR. Ath-Thabrani).

Selain dua keutamaan yang sudah disebutkan sebelumnya, sedekah juga memiliki banyak keutamaan lain seperti mendatangkan keberkahan, mendapat naungan di hari akhir, memudahkan jalan ke surga, dan menghindarkan marabahaya yang mungkin datang dalam hidup kita.

Konten sedekah, apakah riya?

Di zaman yang sudah serba canggih ini, sedekah bisa dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan sedekah online. Banyak lembaga -- lembaga resmi yang bergerak sebagai penyalur sedekah. Hal ini tentunya mempermudah bagi kita yang ingin sedekah karena lebih praktis dan hemat waktu.

Namun di sisi lain, perkembangan teknologi juga memungkinkan sedekah dijadikan sebagai konten. Mungkin kita sering melihat di timeline media sosial kita, video-video orang yang bersedekah. Bentuknya bermacam-macam. Ada yang langsung memberikan uang kepada orang lain, memborong jualannya, memberikan sepeda motor, dan macam-macam.

Kegiatan konten sedekah ini menjadi tren karena banyak dilakukan oleh para artis dan influencer yang memiliki banyak pengikut di media sosial.

Kalau dicermati secara mendalam, respon warganet terhadap fenomena ini terbagi menjadi dua. Pertama adalah mereka yang mendukung karena kebaikan memang harus ditunjukkan agar mereka yang melihat video tersebut, menjadi terinspirasi untuk berbuat baik. Respon kedua adalah yang kontra, karena seakan-akan sedekah hanya dijadikan alat untuk meraih pundi-pundi rupiah dan khawatir terjebak pada pamer semata.

Lalu, bagaimana Islam memandang fenomena konten sedekah?

Pertama-tama kita tidak bisa menghakimi fenomena konten sedekah dengan satu penghakiman saja. Karena hanya Allah yang tahu niat, pikiran, dan hati seseorang menjadikan sedekah sebagai konten.

Untuk membahas ini kita bisa merujuk pada surat Al-Baqarah ayat 271 yang berbunyi:

"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."

Berdasarkan ayat tersebut, sedekah bisa dilakukan dengan dua cara yakni secara terang-terangan dan secara sembunyi-sembunyi. Walau kemudian Allah menegaskan cara yang kedua adalah lebih baik bagi manusia dalam bersedekah.

Konten sedekah yang dilakukan secara terang-terangan tentunya diperbolehkan. Apalagi jika memang tujuannya untuk dakwah dan edukasi. Namun apabila content creator menjadikan konten sedekah untuk mendapatkan keuntungan karena banyak mendatangkan penonton dan viewer, sedekah seperti ini perlu dievaluasi kembali. Khawatir kegiatan seperti ini, justru menjebak kita pada yang namanya kapitalisasi sedekah.

Jadi intinya kembali lagi pada niat kita dalam bersedekah. Namun, penting untuk kita berhati-hati karena sekali saja kita merasa bangga atas sanjungan dan pujian dari viewer, mudah sekali terjadi pergeseran niat dalam hati kita. Yang akhirnya kita tidak mendapat keutamaan sedekah.

Sedekah konten, bisakah?

Fenomena yang menarik di masa kini, adalah sedekah konten. Sebagaimana yang juga dilakukan Kompasiana melalui fitur DONASI-nya. Fitur ini mengajak para kompasianer untuk sama-sama sedekah dan berdonasi melalui konten/tulisan.

Bagaimana hukumnya?

Inilah ajaibnya sedekah. Pengertian sedekah lebih luas daripada zakat. Sedekah tidak hanya soal harta atau uang saja, tapi juga mencakup segala perbuatan baik. Bahkan, dalam sebuah hadist dinyatakan kalau memberikan senyuman kepada orang lain saja, termasuk bagian dalam sedekah.

Di sinilah Islam sangat memudahkan bagi siapa saja yang ingin bersedekah dan menggapai keutamaan sedekah. Yang memiliki harta, bisa menyisihkan hartanya. Yang memiliki tenaga, bisa menyumbangkan tenaganya. Yang memiliki waktu, bisa menyisihkan waktunya. Dan yang memiliki pikiran, pun bisa menyumbangkan pemikiran dan nasihatnya.

Dalam hal sedekah konten, tentu hal ini pun bernilai sedekah karena sedekah konten termasuk pada bagian sedekah pemikiran. Selama konten yang ditulis/dibuat memang berisi hal-hal yang positif dan memberikan inspirasi. Serta diniatkan untuk sedekah sedari awal konten itu dibuat.

Islam memberikan kesempatan yang sama kepada manusia untuk bersedekah sesuai dengan kemampuannya.

Gimana, belajar sedekah itu mudah dan menyenangkan bukan? Bukan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun