Midnight Sale, Pesaing Terberat Lailatul Qadar?
Alhamdulillah! Tidak terasa kita sudah memasuki 10 hari terakhir bulan Ramadan 1443 H. Di 10 hari terakhir ini, kegiatan Ramadan sangat identik dengan malam Lailatul Qadar.
Apa malam Lailatul Qadar itu? Allah sudah menjelaskan tentang Lailatul Qadar dalam surat Al-Qadar ayat 1-5. Spesifiknya dalam ayat 3, Allah menyebut Lailatul Qadar adalah malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan.
Keutamaan Lailatul Qadar
Lailatul Qadar disebut dengan malam kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan karena mengandung banyak keutamaan.
Pada malam tersebut, manusia akan diampuni dosanya oleh Allah SWT sehingga Lailatul Qadar juga sering disebut dengan malam pengampunan. Sebagaimana sabda Rasululullah SAW dari Abu Hurairah RA:
"Barang siapa yang pada malam lailatul qadar mengerjakan ibadah dan berdoa dengan penuh keimanan yang dipersembahkan semata-mata untuk Allah, akan diampuni dari segala dosanya yang terdahulu dan yang akan datang." (HR Ahmad dan Thabrani).
Selain menjadi malam pengampunan, Lailatul Qadar juga adalah malam penuh keberkahan. Dalam surat Ad-Dukhan ayat 3-6, Allah menjelaskan bahwa Allah menurunkan Al-Quran pada suatu malam yang diberkahi. Dan para ulama sepakat menafsirkan kata 'malam' pada ayat tersebut adalah Lailatul Qadar. Sehingga berdasarkan penafsiran tersebut, terdapat banyak berkah bagi mereka yang sungguh-sungguh beribadah di malam Lailatul Qadar.
Keutamaan lainnya dari Lailatul Qadar adalah turunnya malaikat ke bumi membawa kebaikan dan keberkahan. Pun pada malam tersebut juga, setan terbelenggu dan tidak bisa menggangu manusia, sehingga Lailatul Qadar disebut juga dengan malam keselamatan.
Kalau bicara matematis, keutamaan Lailatul Qadar bisa ditafsirkan dari makna 'seribu bulan' itu sendiri. Jika dihitung seribu bulan itu sama dengan 83 tahun 4 bulan. Para ulama sepakat mengilustrasikan angka ini sebagai berikut.
Jika seseorang mencapai kemuliaan Lailatul Qadar itu artinya pahala ibadah yang ia dapatkan setara dengan pahala ibadah selama 83 tahun 4 bulan. Bayangkan saja, usia rata-rata manusia masa kini pun jarang ada yang bisa sampai angka 83 tahun. Sementara kemuliaan ibadah tersebut bisa digapai dalam satu malam saja?
Kapan waktu malam Lailatul Qadar?
Dengan berbagai keutamaan dan kemuliaan yang sudah saya sebutkan, menjadi wajar jika Allah merahasiakan waktu dari Lailatul Qadar. Hal ini tentu agar kita bersungguh-sungguh dalam menggapainya.
Meski begitu, banyak pendapat yang mengatakan kalau malam Lailatul Qadar berada di 10 hari terakhir Ramadan terutama pada malam-malam ganjil.
"Carilah Lailatul Qadar itu pada malam-malam ganjil di sepuluh terakhir Bulan Ramadan" (HR.Bukhari). Â
Itu artinya Lailatul Qadar bisa terjadi antara malam ke 21, 23 ,25 ,27, dan 29 Ramadan.
Selain persoalan tanggal, Lailatur Qadar juga ditandai dengan gejala alam. Berdasarkan penjelasan khutbah Jumat tadi siang, Lailatul Qadar ditandai dengan udara yang tenang dan sejuk. Matahari tetap memancarkan sinarnya namun terasa teduh. Sementara pada malam harinya, angin bertiup namun tidak terlalu dingin.
Lebih lanjut, khotib menjelaskan bahwa ciri-ciri tersebut hanya bisa dirasakan oleh orang yang memang memiliki kepekaan. Maksud kalimat ini adalah, agar kita dalam menggapai kemuliaan Lailatul Qadar tidak hanya terfokus pada ciri-ciri alam di satu malam saja. Tapi sebaiknya tetap konsisten di setiap malam di 10 hari terakhir Ramadan.
Fenomena di masyarakat
Jika kita melihat ke sekeliling kita, apakah masyarakat sudah betul-betul memanfaatkan Lailatul Qadar dengan sungguh-sungguh?
Pada praktiknya, ada banyak masjid yang punya program khusus itikaf di 10 malam terakhir bulan Ramadan. Artinya memang banyak juga masyarakat yang memahami akan kemuliaan Lailatul Qadar.
Tapi di sisi yang lain, 10 hari terakhir bulan Ramadan, juga disibukkan dengan aktivitas-aktivitas lain, mudik misalnya. Banyak yang memilih mudik di 10 hari terakhir Ramadan karena memang mereka hanya bisa melakukan mudik di waktu tersebut.Â
Atau diisi dengan aktivitas membuat kue dan membeli parcel untuk kerabat. Atau tradisi lainnya yakni berburu baju lebaran. Aktivitas siang di 10 hari terakhir Ramadan justru lebih banyak dipenuhi oleh aktivitas di mall atau pasar. Nggak ada yang salah memang, karena bisa jadi mereka bisa membeli baju itu memang setahun sekali di lebaran.
Tapi yang paling menggoda dan menjadi pesaing berat Lailatul Qadar adalah Midnight Sale. Ini mah saya nggak akan berbicara tentang orang lain, tapi tentang diri saya sendiri.
Begini ceritanya. Sejak kecil memang saya sering memanfaatkan lebaran untuk jualan di pasar kaget. Kalau di Sukabumi sering disebutnya 'pasar sabulan'. Yakni pasar dadakan yang berada di jalan tertentu dan hanya buka selama Ramadan.
Adanya pasar kaget ini, bagi penjual sangat menguntungkan karena angka penjualan meningkat pesat. Apalagi di 10 hari terakhir Ramadan. Atau bahkan semakin meningkat sangat pesat di malam takbiran. Analisa sederhana saja, orang-orang baru mendapat THR ya di tanggal 20 ke atas. Amat sangat jarang THR cair di awal-awal Ramadan.
Sementara penjualan meningkat di malam takbiran, karena memang harga-harga diobral murah hingga ke harga dasar. Sebagai penjual dadakan di bulan Ramadan, kebanyakan berprinsip 'lebih baik balik bawa modal daripada balik bawa barang'.
Ya, karena barang-barang yang laris di Ramadan rata-rata barang yang sifatnya seasonal seperti peci, sarung, mukena, baju koko, sajadah, dan sebagainya yang mungkin sulit laku di bulan selain Ramadan.
Dari sisi konsumen, adanya penjualan yang murah juga sangat menguntungkan. Apalagi kehadiran midnight sale, terutama yang diselenggarakan oleh mall, betul-betul sangat menggoda sekali. Saya yang jarang beli baju, dan hanya beli baju ketika ada diskon saja. Dan itu sangat terbantu dengan adanya midnight sale.
Dan jangan salah. Pengalaman saya berburu midnight sale di salah satu mall di Bandung, itu benar-benar padat dan ngebludak. Orang-orang rela antre dan sudah berada di mall selepas tarawih atau setidaknya jam 9 malam demi menunggu tengah malam. Karena memang harga akan turun hanya pada tengah malam.
Lebihnya lagi, midnight sale ini memberikan diskon yang gila-gilaan sampai dengan 90%. Sepengamatan saya beberapa brand memang ada yang menaikkan sedikit harga reguler-nya sebelum didiskon. Tapi bagi brand yang amanah, harga yang didiskon memang harga normal. Hanya saja biasanya stok lama yang sudah mengalami beberapa kali perputaran di outlet mereka.
Buat saya nggak masalah nggak up to date, toh siapa juga yang tahu baju yang saya pakai itu produksi tahun kapan. Yang penting baru, layak pakai, dan murah. Saya pernah mendapat baju koko lengan pendek merk 'TE' hanya dengan 89 ribu rupiah. Terus celana dengan merk yang sama hanya dengan 119 ribu rupiah.Â
Sungguh menggiurkan bukan?
Jadi Lailatul Qadar atau Midnight Sale?
'Sempurnakanlah Ramadan dengan Lailatul Qadar di malam-malam ganjil, dan Midnight Sale di malam genapnya' (HR Raja Lubis)
Hm...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H