Pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial. Keberadaan manusia sangat tergantung dengan manusia lainnya. Nggak ada manusia di dunia ini yang mampu dan mencukupi hidupnya seorang diri. Oleh karena itu, menjaga hubungan baik dengan sesama manusia adalah hal yang mutlak.
Dalam Islam, persoalan hubungan baik dengan sesama manusia ini dikenal dengan istilah hablum minannas. Persoalan hablum minannas, nggak kalah pentingnya dengan hablum minallah (hubungan manusia kepada Tuhannya). Seseorang yang memiliki hablum minallah yang baik harus pula dibarengi dengan hablum minannas yang baik.Â
Bicara konsep, hablum minannas punya cakupan yang sangat luas karena terkait mu'amalah. Yakni hubungan manusia dalam interaksi sosial di berbagai bidang baik itu politik, ekonomi, budaya, pemerintahan, dan lain sebagainya.
Tentunya saya nggak akan bahas, konsep hablum minannas dalam arti yang sangat luas. Tetapi cukup tentang bagaimana interaksi sosial kita dengan lingkungan terdekat saja. Banyak sekali hal-hal yang bisa kita lakukan agar hubungan kita dengan orang terdekat senantiasa harmonis. Entah itu dengan orangtua, keluarga, kerabat, teman, tetangga, dan lain-lain.
Berikut saya bagikan beberapa cara sederhana yang bisa kita lakukan demi menjaga hubungan persahabatan tetap harmonis:
1. Bertanya kabar
Saya masih percaya komunikasi adalah kunci utama sebuah hubungan. Banyak manusia bercerai berai hanya gara-gara kegagalan komunikasi. Jadi, menjaga komunikasi sangat penting sekali. Sederhana saja, mulai dari bertanya kabar.
Di masa pandemi ini, banyak dari kita yang jauh dari orangtua, keluarga, atau teman karena situasi yang menghendaki kita #diRumahAja. Tapi untungnya teknologi semakin memudahkan untuk kita berkomunikasi. Jadi segeralah buka handphone, periksa daftar kontak teman yang sudah lama tidak kita hubungi, dan mulai tanyakan kabarnya. Bisa sekadar chat WA (Whatsapp), atau juga melalui telepon.
Mungkin persoalan bertanya kabar ini adalah hal sepele, tapi efeknya bisa jadi luar biasa. Kita tidak pernah tahu saat ini kabar teman kita seperti apa. Bisa jadi mereka sedang berjuang untuk hidupnya. Dengan niat hati yang tulus dari kita ketika membuka percakapan, bisa jadi hal tersebut menjadi pelipur bagi teman kita yang sedang berjuang. Setidaknya teman kita merasa tidak sendiri dalam perjuangannya.
Cukup yang paham, berkabar adalah bagian dari tanda sayang
2. Berbagi makanan
Kalau sudah saling berkabar dan kita mengetahui kabar teman seperti apa, cobalah memulai dengan berbagi makanan kecil. Tidak harus ketemu, kita bisa antar makanan melalui jasa order online. Tapi jangan lupa, kabari dulu kalau kita hendak berbagi makanan, karena nggak semua orang mau nerima makanan yang datang tiba-tiba dan tidak jelas pengirimnya.
Sama dengan bertanya kabar, berbagi makanan juga hal sederhana yang saya rasakan efeknya luar biasa. Apalagi di bulan Ramadan seperti saat ini. Sebagai anak kost yang sulit mencari makan saat sahur karena minimnya warung yang buka, mau order online pun kadang nggak dapat driver, terus dapat kiriman makanan dari teman, itu sesuatu sekali. Betul-betul sangat berkah dan terasa manfaatnya.
Dan tentu kita bisa membalas kebaikannya di kemudian hari.
3. Jenguk ketika sakit
Katanya sehat itu mahal. Tapi percayalah sakit lebih mahal. Ketika sakit, makan pun dibatasi. Belum lagi harus membeli obat yang dibutuhkan. Terkadang saat sakit seperti ini yang dibutuhkan hanyalah seorang teman.
Nah, jika kita mengetahui teman kita sedang sakit, kalau memungkinkan segeralah kunjungi dan jenguk mereka. Jangan lupa juga doakan mereka karena memohonkan doa untuk kesembuhan orang sakit adalah hal yang sangat dianjurkan bagi setiap muslim.
Kalaupun tidak membawa buah tangan, tak apa. Yang penting keikhlasan dan ketulusannya. Karena sepengalaman saya, toh yang menghabiskan buah tangan yang dibawa oleh yang besuk adalah mereka yang sehat dan sedang menunggui kita. Kita yang sedang sakit mah, hanya bisa melihatnya saja. Hehe.
4. Hadir di momen bahagia
Kita mungkin memang tak bisa hadir di setiap titik perjalanan hidup teman kita. Tapi sebisa mungkin hadirlah di saat teman kita sedang merasakan momen-momen bahagia dalam hidupnya. Misal ketika teman kita ulang tahun, mendapat promosi jabatan, menikah, melahirkan, dan sederet momen bahagian lainnya.
Dan tunjukkan rasa bahagia kita di momen tersebut dengan tulus. Ya, kalau perlu bawa hadiah juga nggak apa-apa. Â
5. Segera lunasi utang
Percayalah selain komunikasi, faktor terbesar yang bisa merusak persahabatan adalah uang. Ada kalanya kita perlu sesuatu yang membutuhkan uang, dan harus pinjam pada teman kita. Tak ada yang salah memang, apalagi sesama teman 'kan memang harus saling membantu.
Tapi ya, perlu banget diingat kalau sudah jadi utang, tolong dicatat dan segera lunasi. Percayalah, kalau kita masih punya utang itu bikin kita kagok. Mau ngobrol atau ketemu dengan teman pun jadi nggak enak. Mau update medsos juga nggak enak. Apalagi sekarang lagi musim banget kan, utang dilupain tapi jalan-jalan gas terus. Hayo?Â
Nah, Ramadan ini momen penting untuk kita lunasi utang. Kalau ada rejeki THR dari mana saja pintunya, cobalah sisihkan dulu untuk bayar utang. Kalau pun tidak melunasinya seratus persen, coba diskusikan dengan teman kita bagaimana baiknya. Siapa tahu ternyata teman kita pun saat ini sedang membutuhkannya.
Kalau memang betul-betul tak ada uang buat membayar, setidaknya komunikasi. Atau kalau perlu ikutan acara televisi yang pelunas utang itu.
Ingat, ketika temanmu memberikanmu utang, ia sesungguhnya telah menyerahkan separuh hidupnya untukmu
Kelima hal di atas adalah contoh pratik hablum minannas dalam hal 'adabiyah'. Yakni kegiatan hubungan sesama manusia yang berhubungan dengan perilaku atau akhlak.
Menutup tulisan ini saya akan sampaikan kembali sabda Nabi Muhammad akan pentingnya menjaga hubungan baik sesama manusia.
Pada satu kesempatan, Nabi Muhammad SAW bertanya kepada para sahabatnya. "Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut itu (al-muflis)?'' Mereka menjawab, "Menurut kami, yang bangkrut itu adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan.''
Lalu Beliau bersabda, "Sesungguhnya umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat datang dengan membawa salat, puasa, dan zakat, tetapi ia selalu mencaci-maki, menuduh, memakan harta, membunuh, dan menyakiti orang lain."
Semoga kita semua diberikan kekuatan dan keikhlasan untuk senantiasa berbuat baik kepada sesama manusia agar tidak termasuk orang yang bangkrut di hari akhir nanti. Aamiin YRA.
Kalau kamu punya cara-cara lain dalam merawat persahabatan kamu, jangan sungkan berbagi di kolom komentar ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H