Bentuk toleransi sederhana yang kami lakukan adalah tentang pengaturan jadwal nonton bareng. Bang A ini penyuka film impor. Sebagaimana kita tahu, film impor itu tayang perdana di bioskop Indonesia biasanya pada Rabu dan Jumat. Kami adalah penganut aliran kalau menonton film harus hari pertama dan show pertama.
Nah, sebagai bentuk toleransi Bang A, ia rela menonton pada show kedua di hari Jumat, agar kami sama-sama bisa menonton. Ya, karena kalau show pertama itu bentrok dengan Jumatan. Begitu pun juga kalau saya mengadakan nobar tidak pernah di hari Minggu, karena A sedang ibadah. Karena saya ingin A tetap ikut nobar tanpa mengganggu ibadahnya.
Mungkin cerita saya tentang toleransi antar umat beragama tidak terlalu banyak. Dua contoh kecil di atas saya rasa cukup untuk menggambarkan bahwa prinsip dasar toleransi beragama adalah saling menghargai perbedaan keyakinan masing-masing.
Kalau teman-teman punya cerita toleransi di lingkungan sekitar teman-teman, jangan sungkan untuk berbagi di komentar ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H