Ngabuburit berasal dari kata 'burit' dalam bahasa Sunda yang artinya sore. Jadi ngabuburit bisa diartikan kegiatan menunggu sore hari tiba. Namun belakangan, ngabuburit lebih dikenal sebagai kegiatan menunggu azan magrib di bulan Ramadan. Kegiatannya sendiri bermacam-macam mulai dari jalan-jalan santai, berburu makanan berbuka puasa, atau sekadar rebahan di taman kota.
Kalau ngomongin ngabuburit, seketika ingatan saya melayang ke waktu kecil dulu. Sebuah zaman ketika handphone masihlah barang langka, ketika bertengkar dengan teman saling sebut nama orang tua, dan masa ketika harus menunggu tukang foto keliling hanya untuk mengabadikan momen bersama keluarga.
Di masa itu, ngabuburit lebih banyak dihabiskan berinteraksi dengan manusia karena media sosial dan teknologi belum berkembang secanggih saat ini. Biasanya, saya dan teman-teman mengisi ngabuburit dengan bermain monopoli, ludo, atau adu gambar. Tak jarang juga bermain layangan atau futsal. Walau kadang suka diteriakin emak, "tong cape teuing atuh ngabuburit teh bisi batal puasa na".Â
Atau kalau lagi bosan bermain di sekitar rumah, kami memilih keluar jalan-jalan santai dengan berjalan kaki. Kadang tak jelas tujuannya kemana. Yang penting supaya waktu puasa itu nggak kerasa. Satu hal yang kami percaya saat itu bahwa kegiatan ngabuburit akan mempercepat waktu buka puasa. Aduh dasar bocil ya. Padahal kalau dipikir-pikir sekarang, ada tidaknya kegiatan ngabuburit, toh azan magrib akan tetap berkumandang pada waktunya. Iya 'kan ya?
Kalau mengingat masa itu, rasanya ingin sekali Ramadan kali ini mengulang kegiatan ngabuburit seperti di masa kecil. Tapi apalah daya, teman-teman sudah sibuk dengan kehidupannya masing-masing. Maka biarkanlah, kegiatan ngabuburit saya kali ini, adalah ngabuburit versi saya hari ini sebagai seorang dewasa yang merindukan masa lalu, sebagai pekerja kreatif yang tidak memiliki hari libur. Eeaa..
5 Aktivitas Ngabuburit untuk Para Pekerja Kreatif
Rasa-rasanya di zaman sekarang ini, menjadi seorang pekerja kreatif bukan lagi hal yang tabu. Walau kadang masih disangka nganggur oleh tetangga karena keseringan di rumah. Atau menjalani hidup dengan gaji yang tidak menentu, tapi insya allah hati tetap bahagia. Aamiin!
Di tulisan kali ini saya akan bagikan kegiatan ngabuburit yang biasa saya lakukan, yang mungkin bisa memberikan inspirasi dan nilai tambah bagi seorang pekerja kreatif.
1. Berburu webinar
Sebagai freelancer di bidang event, saya sangat merasakan sekali dampak pandemi ini merusak dunia 'per-event-an' di kesempatan pertama. Praktis, ekosistem event langsung mati seiring kebijakan pemerintah yang tidak memperbolehkan adanya kegiatan.
Sejenak saya sangat kaget. Pas awal pandemi, bahkan harus ada tiga event yang batal, padahal sudah ada uang yang keluar untuk bayar-bayar DP (uang muka) vendor. Â Tapi ya namanya hidup harus berjalan terus. Mulai muncullah webinar di mana-mana sebagai pengganti event tatap muka.
Alhamdulillah, belajar hal baru lagi. Sedikit cerita, pertama kali bikin event online tuh banyak saja kejadian lucunya. Mulai suara yang nggak muncul, green screen yang bocor, hingga kemunculan kucing ke atas panggung padahal sedang live. Haha.
Dari sudut pandang sebagai peserta pun, saya menyambut baik kehadiran webinar ini. Dan selama pandemi, selain mengadakan webinar, berburu webinar menjadi kebiasaan rutin saya. Apalagi di bulan Ramadan, jumlah webinar itu saya rasakan semakin meningkat.