Pola 1: 2+2+2+2+3
Pola 2:4+4+3
Pola 3: 2+2+2+2+2+2+2+2+2+2+3
Pola 4: 4+4+4+4+3
Pola 1,2,dan 3 adalah pola yang sering saya temukan selama safari tarawih. Dan saya sendiri mengikuti semuanya. Saya selalu ingat ajaran guru saya dulu 'di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung'. Artinya jika saya tarawih di masjid yang jumlah rakaatnya 23, saya tetap mengikutinya sampai selesai.
Mungkin teman-teman sering melihat fenomena para jamaah yang meninggalkan masjid setelah rakaat ke-8? Bisa jadi mereka adalah tim tarawih 8 rakaat, dan melanjutkan witirnya di rumah.
Tapi tentunya, hal-hal seperti ini tidak perlu menjadi perdebatan yang tak pernah usai. Perbedaan urusan fiqih atau tata cara ibadah, adalah hal yang lumrah dalam beragama.
Nah, teman-teman sendiri kalau salat tarawih menggunakan pola yang mana nih?
Sendiri atau berjamaah?
Selain jumlah rakaat, tata cara pelaksanaan salat tarawih pun berbeda-beda. Para ulama memiliki perbedaan pendapat akan hal ini. Ada yang berpendapat lebih utama dilaksanakan berjamaah di masjid, ada juga yang berpendapat lebih utama dilakukan sendirian.
Pada prinsipnya, hukum salat tarawih ini adalah Sunnah. Yang artinya jika dilaksanakan akan mendapat pahala, tapi jika ditinggalkan pun tak apa-apa alias tak mendapat dosa.
Dua tahun pertama selama pandemi, relatif masjid -- masjid yang ada di sekitar tempat tinggal saya tidak melaksanakan tarawih berjamaah. Hal ini karena mengikuti aturan dari pemerintah sekaligus mendukung penyebaran covid-19 yang dikhawatirkan meluas.