kebijakan luar negeri Indonesia sering menjadi sorotan, dikarenakan Indonesia saat ini lebih condong ke  Timur, namun sebelum kita membahas tentang isu tersebut , sebaiknya kita memahami terlebih dahulu, apa kebijakan politik luar negeri Indonesia?.
Kebijakan politik  luar negeri Indonesia adalah Bebas dan aktif yang berarti Indonesia dapat bekerja sama baik dari segi ekonomi, militer, Pendidikan dengan negara lain dan mengambil sikap terhadap permasalahan internasional sesuai yang diamanatkan di dalam UUD 1945 alinea ke empat.
Namun saat ini kebijakan politik luar negeri Indonesia bertolak belakang dengan kebijakan luar negeri Jokowi. Mohammad Rosyidin dalam bukunya Indonesia: Menuju Kekuatan Global Abad 21 (Politik Luar Negeri Indonesia di Era Jokowi) mengatakan di Era Jokowi Indonesia cenderung menjauh dari AS dan lebih mendekat dengan tiongkok. Rosyidin sendiri adalah dosen Hubungan Internasional (HI) masa bakti 2016-2020.
Kita sebagai masyarakat Indonesia dapat melihat sendiri Kerjasama luar negeri yang dilakukan Jokowi dengan tiongkok , seperti pembangunan Infrastruktur kereta Api cepat Jakarta-Bandung, Kerjasama Antariksa 2015-2020.dan Kerjasama BUMN dengan bank Pembangunan china. begitu banyak kerjasama antara indonesia dan tiongkok dibandingkan Indonesia dengan Amerika serikat.
Luhut mengatakan, Indonesia lebih menjamin kerjasama dengan tiongkok dikarenakan negara tersebut lebih cepat merespon permintaan pemerintah. China juga dinilai bisa memenuhi kriteria untuk yang diajukan jika ingin berinvestasi di Indonesia, Artinya, Indonesia tidak dikuasai china saat menjalin kerjasama, dalam video virtual, Rabu ( 24/11/2021).
