Yesus tidak memenuhi aspirasi orang banyak dengan menetap sebagai dokter di Kapernaum. Sebaliknya, Ia mengadakan perjalanan pemberitaan Injil. Sesungguhnya, Ia juga melakukan mukjizat dan tanda-tanda (1:39). Tetapi, mukjizat dan tanda-tanda itu perlu dilihat dalam perspektif yang tepat. Semuanya dilakukan dengan maksud menjelaskan isi pemberitaan-nya dan tidak boleh dipisahkan dari pemberitaan itu.
Ayat 1:39 menunjukkan bahwa Yesus langsung mewujudkan niat-Nya. "Lalu pergilah Ia ke seluruh Galileadan memberitakan Injil" (enkerusson) dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan."Â
Beberapa naskah tulisan tangan memakai memakai elthen kerusson, "Ia pegi memberitakan Injil"; beberapa naskah Yunani dan sejumlah terjemahan baru mengikuti versi ini. Ayat 1:14 telah menyinggung kegiatan memberitakan Injil di Galilea pada umumnya. Setiap orang percaya perlu memiliki waktu khusus dengan Tuhan, yang biasa kita sebut dengan istilah "Saat teduh". Saat teduh adalah saat di mana seseorang menyendiri dan memiliki waktu khusus dengan Tuhan.Â
Dalam saat teduh, seseorang dapat berdoa, memuji dan menyembah Tuhan, membaca Firman Tuhan, dan lain sebagainya dengan tenang. Untuk itulah, pemilihan waktu dan tempat yang cocok merupakan syarat utama bagi seseorang untuk memiliki waktu saat teduh yang berkualitas. Tuhan Yesus saja mau memberikan waktu yang terbaik untuk bersaat teduh dengan BapaNya. Bukankah kita juga seharusnya memberikan waktu kita yang terbaik untuk bersaat teduh? Kita perlu mencari waktu di mana kita bisa menyendiri dan berdoa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H