Yesus Menyatakan Kasih-Nya
Di dalam Yohanes pasal 3:1-17 merupakan memuat gagasan pemuridan, karena hal ini merupakan sebuah pengajaran. Pengajaran yang dapat ditemukan disini dapat kita lihat di ayat 10, 12b, 13-17. Kristus menyatakan kasih-Nya kepada mereka dengan membasuh dan menyeka kaki murid-Nya yang disertai dengan kerelaan untuk merendahkan diri.Â
Kristus membasuh kaki murid-murid-Nya untuk memberikan teladan mengenai kerendahan hati-Nya dan membiarkan seluruh dunia tahu betapa rendahnya Dia mau membungkuk demi untuk mengasihi orang-orang kepunyaan-Nya. Alasan mengapa Yesus mau merendahkan diri-Nya dengan mau membasuh kaki murid-murid-Nya adalah sebagai dorongan bagi-Nya supaya memberikan pengajaran dan amanat yang harus Ia tinggalkan bagi murid-murid-Nya.
Dalam melakukan hal demikian, Ia mengenakan pakaian seperti seorang hamba dengan menanggalkan jubah-Nya supaya bisa melayani lebih leluasa. Kita harus menjalankan tugas dengan tidak memiliki keinginan untuk memegahkan diri, melainkan rela untuk menanggung perih. Yesus juga memiliki alasan yang lain untuk membasuh kaki murid-murid-Nya yaitu untuk menandakan pembasuhan diri mereka secara rohani dan penyucian jiwa mereka dari kecemaran yang diakibatkan oleh dosa.Â
Sekalipun kita menemukan bahwasanya Petrus bersikeras menolak supaya Yesus membasuh kaki-Nya, Yesus tetap saja melakukan itu untuk murid-murid-Nya. Akan tetapi dalam hal itu Yesus memberikan alasan yang baik kepada Petrus mengapa Ia harus membiarkan-Nya: Jikalau Aku tidak membasuh engkau, engkau tidak mendapat bagian dalam Aku.Â
Hal ini merupakan suatu peringatan yang keras atas ketidaktaatan akan penolakan dan tidak mau tunduk kepada kehendak Guru dalam hal sepele seperti yang dilakukan oleh Yesus. Hal ini juga merupakan bahwa perlunya pembasuhan rohani. Karena jika tidak, maka tidak akan memiliki kepentingan apapun di dalam-Nya dan tidak mempunyai persekutuan dengan-Nya (Ibr 3:14).Â
Sebagai orang yang telah menerima bagian dalam Kristus, maka orang-orang akan mendapat bagian dalam hak-hak istimewa yang tidak ternilai harganya, yang bersal dari hubungan dan persekutuan dengan-Nya. Melalui hal itulah Kristus membenarkan kita dan tentu sangat memiliki makna yang sangat besar yang seharusnya menjadi topangan di dalam hidup kita dalam melakukan pelayanan akan penggilan hidup kita. Hal ini mengartikan bahwa pembasuhan itu merupakan lambing dari kelahiran kembali, dan mereka baru memahaminya Ketika Roh Kudus dicurahkan keatas mereka.
Kristus membasuh kaki murid-murid-Nya untuk memberikan kita sebuah teladan yaitu untuk menguji ketaatan dan kepatuhan sepenuhnya dari murid-murid-Nya. Kemudian di ayat yang ke-14 ia mengajarkan pengajaran bahwa mereka harus dan wajib saling membasuh kaki. Saling membasuh kaki satu dengan yang lain berarti membungku sampai serendah-rendahnya supaya bisa mengasihi demi kebaikan dan keuntungan satu dengan yang lain. Sebagaimana dengan Kristus yang datang keduni ini bukan untuk dilayani melainkan untuk melayani.Â
Maka jika kepada kita diberikan suatu tugas dan tanggungjawab, kita harus melakukannya dengan kerendahan hati tanpa bersungut-sungut. Saling membasuh juga merupakan mendahulukan rasa hormat dan penghiburan bagi satu dengan yang lain. Teladan yang diberikan oleh Kristus harus untuk kita lakukan (ayat 15). Â Yesus menginginkan supaya para murid berbuat hal yang sama terhadap jiwa-jiwa paa pendosa yang tercemar seperti yang telah diperbuat oleh Yesus terhadap murid-murid-Nya.
Seperti yang dikatakan dalam ayat 16 dengan arti supaya jangan menganggap diri sendiri lebih tinggi untuk melakukan hal yang telah dilakukan oleh Yesus di depan mata murid-murid-Nya, tak perduli seberapa hina perbuatan itu. Dalam hal ini Ia menekankan bahwa mereka tidak boleh berkeberatan untuk merendahkan diri seperti apa yang telah Yesus lakukan.Â
Segala apa yang menurut-Nya tidak terlalu hina untuk Dia lakukan, haruslah juga mereka anggap demikian juga. Di ayat ini juga, Kristus mengingatkan mereka mengenai kedudukan mereka sebagai hamba-Nya. Mereka tidak lebih tinggi daripada Guru mereka, dan tidak lebih baik dari Guru mereka. Yesus telah memberikan ajaran-ajaran yang istimewa dan teladan yang mata baik, maka sebagai murid juga perlu untuk menerapkan ajaran-ajaran itu sebagaimana mestinya. Terutama dalam kerendahan hati dan mau melayani. Secara praktis ini berarti ketundukan kita secara mutlak terhadap kebenaran-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H