Mohon tunggu...
raja napitupulu
raja napitupulu Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis berprofesi sebagai jurnalis sekaligus masih menempuh studi doktor di UGM

Indonesian Journalist

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

UIN Suka-Jiwa Tebarkan Semangat Literasi Era Milenial

25 Agustus 2019   15:09 Diperbarui: 25 Agustus 2019   15:14 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

"Melalui menulis, masyarakat semakin dicerdaskan untuk memahami banyak masalah secara proporsional. Dampaknya dapat meminimalisasi penyebaran hoaks di tengah disruption digital saat ini. Dimana setiap orang dapat dengan bebas menyebarkan banyak informasi secara mudah," terang dia.

Menurut dia, kemampuan menulis sangat terkait dengan tingkat kecerdasan seseorang. Sebab sebelum menulis, seseorang lebih dulu akan memahami masalah yang terjadi dan upaya menyikapinya secara benar. Lalu langkah sebelum memahami ditempuh dengan cara membaca buku atau bacaan terkait.

"Artinya, menulis akan meningkatkan kecerdasan masyarakat, melalui pembacaan dan proses analisis sebelum mendaratkan pemahamannya dalam tulisan. Membaca, berpikir dan menulis akan meningkatkan potensi nalar seseorang. Dengan menulis, masyarakat Indonesia akan unggul dan lebih cerdas," papar Raja yang juga mahasiswa program Doktor Universitas Gadjah Mada (UGM) itu.

Data Global

Data riset Program for International Student Assessment (PISA) yang dipublikasi oleh Organisation for Economic Co-Operation and Develompent (OECD) tahun 2015 mencatat rendahnya tingkat literasi Indonesia dibanding negara-negara di dunia. Dari 70 negara, jumlah responden sebanyak 540 ribu yang berusia 15 tahun, sampling error-nya sekitar 2-3 skor, Indonesia menempati peringkat 62 dari 70 negara yang disurvei. Indonesia unggul dibanding Brazil tapi berada di bawah Yordania. Total skor Indonesia untuk sains 403, untuk membaca 397, dan untuk matematika 386.

Sementara itu, Vietnam menempati peringkat 8 di bawah Kanada dan di atas Hong Kong. Inggris peringkat 15, Jerman 16, Amerika Serikat 25, dan Finlandia turun dari peringkat 1 menjadi peringkat 5.

Tetap Optimis

Raja menambahkan, meski hasil riset global menyimpulkan peringkat Indonesia masih jauh tertinggal, namun semangat literasi di kalangan generasi muda, khususnya era milenial saat ini menunjukkan peningkatan. Fakta menunjukkan, semakin banyak generasi milenial yang akrab dengan literasi.

Hasil riset Pew Research Center dengan responden 30.133 orang di 27 negara yang dilakukan pada 14 Mei sampai 12 Agustus 2018 menyimpulkan, sebanyak 42% masyarakat Indonesia menggunakan smart phone, 28% menggunakan telepon genggam biasa, dan sebanyak 29% masyarakat tidak menggunakan telepon genggam. Dari angka ini terlihat, minat masyarakat untuk mencari informasi dari berbagai sumber, sangat tinggi.

"Jika kebutuhan informasi itu dicukupkan dari tulisan-tulisan yang bertanggungjawab, bisa dipastikan akan meningkatkan kecerdasan para pembacanya. Dengan pola dan arah seperti ini, maka lokakarya serta pelatihan menulis menjadi kebutuhan mendesak yang harus segera dipenuhi oleh setiap masyarakat," tegas Raja.

Karena itu, pihaknya juga sangat berharap pemerintah memberi perhatian dan dukungan kepada komunitas-komunitas yang memberikan pelatihan menulis di banyak daerah Indonesia. Sehingga tercipta sinergitas yang optimal dari seluruh masyarakat Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun