YOGYAKARTA, 3 AGUSTUS 2018 -- Menjelang seabad kemerdekaan Republik Indonesia (RI) pada tahun 2045, penerima beasiswa (awardee) Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) menyumbang berbagai pemikiran terbaiknya bagi Indonesia.
"Terdapat ratusan pemikiran terbaik dari para awardee LPDP, menjelang peringatan kemerdekaan RI ke-100 tahun," ujar Ketua Panitia penulisan Buku Indonesia 2045 Evan Sapentri dalam keterangan tertulisnya pada acara LPDP Awardee Sharing dan LaunchingBuku Indonesia 2045, yang berlangsung di Togamas Affandi, Yogyakarta, Jumat (3/8/2018).
Acara itu hasil kerja sama Mata Garuda dengan Penerbit Bentang Pustaka, dan dihadiri oleh ratusan mahasiswa dan peserta umum.
Evan menuturkan, acara itu menghadirkan 2 narasumber yang menjadi perwakilan para penulis Buku Indonesia 2045. Pertama, Andri Rizki Putra selaku Pendiri Yayasan Pemimpin Anak Bangsa (YPAB), yang membagikan pengalamannya memperoleh beasiswa LPDP di Boston University, Massachusetts, USA dengan mengambil Program StudiMaster of Education, Educational Leadership and Policy.
Kedua, Sutiyono lulusan dari Universitas Negeri Yogyakarta, dengan mengambil Program Studi Magister Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Ia membagikan tips dan trik menembus beasiswa LPDP -- mulai dari tips mendapatkan Letter of Acceptance (LoA), wawancara, hingga tips menulis esai.
"Kedua pembicara juga menjelaskan beberapa kebijakan terbaru beasiswa LPDP -- seperti memperluas jangkauan penerima beasiswa Afirmasi pada Penyandang Disabilitas, PNS/TNI/POLRI, dan beasiswa Santri yang akan segera dirilis," jelas Evan yang juga awardee LPDP pada Program Studi Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa, Universitas Gadjah Mada itu.
Bonus Demografi
Menurut Evan, Indonesia tengah berinvestasi besar menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) untuk mewujudkan misi besarnya di kancah internasional. Karena itu, awardee LPDP mencoba berkontribusi melalui Pemikiran Terbaik Putra-Putri Bangsa untuk Ibu Pertiwi dalam Buku "Indonesia 2045".
"Misi besar itu diwujudkan melalui Buku Indonesia 2045, yang digagas sebagai sumbangan pemikiran berupa perspektif atau sudut pandang yang ditawarkan mengenai Mimpi 100 Tahun Indonesia. Sumbangan pemikiran itu terlukiskan dalam buku ini, yang bertujuan melihat berbagai potensi di berbagai bidang -- yaitu bidang teknik, sains, pertanian, kedokteran, ekonomi, hukum, agama, pendidikan, sosial, budaya, seni, kemaritiman, ketahanan pangan, lingkungan hidup, dan keterampilan (vokasional), untuk menghadapi berbagai ancaman, tantangan, hambatan, dan permasalahan bangsa, agar terus melaju ke depan menuju Indonesia yang maju, adil, dan sejahtera," terang Evan.
Indonesia 2045, lanjutnya, merupakan sekumpulan ide, gagasan, goresan, dan Nawacita awardee LPDP, baik yang sedang menempuh pendidikan maupun alumni. AwardeeLPDP adalah para penerima Beasiswa Pendidikan Indonesia yaitu program beasiswa yang dibiayai oleh Pemerintah Indonesia melalui Pemanfaatan Dana Pengembangan Pendidikan Nasional (DPPN) dan dikelola oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan bahwa SDM merupakan kekayaan yang tak terhingga nilainya. LPDP, kata dia, adalah bentuk investasi untuk peningkatan kualitas Indonesia dalam menyambut bonus demografi di tahun 2045. Karena itu, Buku Indonesia 2045 merupakan salah satu bentuk kontribusi intelektual dari penerima beasiswa LPDP untuk menyambut bonus demografi tersebut.
"Isi buku ini sejalan dengan cita-cita pendiri Republik Indonesia, yakni mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, makmur, dan beradab. Indonesia membutuhkan ide, inovasi, ambisi, kepercayaan diri seperti yang digambarkan dalam buku ini untuk menjadi sebuah bangsa yang besar, mandiri, dan berdaulat pada 2045", ujar Sri Mulyani selaku pemberi Kata Pengantar dalam Buku Indonesia 2045.
Harapan dan Tantangan
Evan menambahkan, sumbangsih pemikiranawardee LPDP ini dapat menjadi rujukan dan jawaban atas berbagai permasalahan bangsa untuk menjawab harapan dan tantangan di masa depan.
Melalui buku ini, katanya lagi, para pembaca tidak hanya disuguhkan narasi dan gelaran ide ataupun perspektif dari berbagai bidang yang ditawarkan, tetapi juga membagikan semangat kepada teman-teman dan masyarakat bahwa siapapun bisa mewujudkan mimpi-mimpinya dengan terus berdoa, berusaha dan bekerja keras.
"Tulisan-tulisan dalam buku ini adalah goresan tangan dan buah pemikiran awardee LPDP, baik yang mengambil program magister atau program doktoral di perguruan tinggi terbaik di dalam dan di luar negeri," tambah dia lagi.
Sekilas Tentang LPDP
"Aku Pasti Mengabdi", Seruan lantang itu yang selalu menggema dan tertanam di setiap relung hati para awardee LPDP. Peluang dan kesempatan yang diberikan oleh negara untuk meraih impian melanjutkan ke jenjang Magister maupun Doktoral, baik di universitas terbaik di dalam dan luar negeri -- kini terbuka lebar.Â
Pasalnya, tahun 2018 ini LPDP telah menyiapkan kuota sebanyak 4.000 kursi. Hal ini tentu menjadi pemicu para calon penerima beasiswa LPDP untuk menyiapkan diri mendapatkan beasiswa mentereng dari Pemerintah Indonesia.
Mulai tahun ini, LPDP tidak melayani perpindahan kampus tujuan studi bagi calon pendaftar yang telah men-submit dokumen-dokumen yang disyaratkan melalui akun pendaftaran. Bagi pendaftar yang lolos seleksi tahun 2018 ini dapat memulai studinya di tahun 2019.
Tahapan seleksi beasiswa tahun ini dapat dibilang makin ketat dengan menambahkan Seleksi Berbasis Komputer yang terdiri dari Tes Potensi Akademik, Essay on the Spot, dan Soft Kompetensi.
Peserta yang dinyatakan lolos pada tahapan ini selanjutnya diperkenankan untuk mengikuti seleksi substansi yang terdiri dariLeaderless Group Discussion (LGD) dan Wawancara. Informasi lebih lanjut mengenai Beasiswa LPDP dapat dilihat di laman resminya.
 ----------------------------------
Keterangan lebih lanjut, hubungi Ketua Panitia penulisan Buku Indonesia 2045, Evan Sapentri, +62 0813-2535-7071
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H