Yang Teristimewa

galeri pribadi

Pengalaman Pertama di SMPN 1 Singosari dan 2 Minggu Pertama di 3 kelas yang berbeda

Berkuliah di jurusan pendidikan memiliki tujuan akhir untuk menjadi seorang guru dan sebelum secara resmi lulus sebagai seorang mahasiswa, ada satu tahapan yang mesti dijalani oleh mahasiswa jurusan pendidikan yaitu menjadi 'guru praktik'. Ada begitu banyak istilah yang biasa digunakan untuk menyebut tahapan penting ini mulai dari PPL, PLP, KPL, dll. Di Kampusku, tahapan ini dijalani dengan sebutan asistensi mengajar, dimana program asistensi mengajar ini merupakan program yang dijalankan untuk memenuhi kebijakan kampus merdeka yang diadakan oleh Pemerintah Republik Indonesia.

Saat pertama kali diberikan kesempatan untuk memilih sekolah yang akan dijadikan tempat program asistensi mengajar aku sempat bingung karena semua sekolah incaranku telah diambil oleh mahasiswa lain dan mau tidak mau aku pun memilih SMA Maarif Lawang yang lokasinya cukup jauh dari tempat tinggalku. Jujur saja aku sebenarnya agak berat dengan penempatan itu tapi mau bagaimana lagi, namanya juga perkuliahan sepahit apapun walau hanya di ujung lidah tetap harus ditelan.

Akan tetapi sebuah keberuntungan tiba tiba datang, pihak kampus memberikan kebijakan baru bahwa setiap mahasiswa boleh bertukar lokasi penempatannya dengan mahasiswa lain asalkan kedua belah pihak setuju dan bertanda tangan di atas sebuah surat pernyataan. Langsung saja aku mencari cari teman untuk kuajak bertukar, walaupun sempat kesulitan pada akhirnya aku pun menemukan tempat baru untuk menjalankan program asistensi mengajar, sekolah itu bernama SMPN 1 Singosari. 

Awalnya aku tidak tahu dimana SMPN 1 Singosari berada tapi begitu tahu bahwa jaraknya hanya membutuhkan waktu tempuh 15 menit dari rumahku aku pun langsung dengan mantab memilih sekolah itu. Dan yang membuatku semakin tertantang lagi adalah sebuah fakta bahwa SMPN 1 Singosari merupakan sekolah terbaik pertama di Kabupaten Malang, benar benar sebuah pertolongan yang tak terduga dari Tuhan untukku. Dari sinilah aku belajar bahwa berdoa dan terus berharap yang terbaik walaupun untuk hal yang sekecil itu saja merupakan kunci utama untuk mendapatkan kasih sayang dari Tuhan Yang Maha Esa.

26 Januari 2023 adalah kali pertama aku menginjakkan kaki di SMPN 1 Singosari, sekolahnya tampak besar, bersih dan nyaman untuk ditempati. Yang pertama dilakukan di sekolah ini adalah mengamati lebih lanjut tentang situasi yang terjadi untuk kemudian berkenalan dengan guru asli SMPN 1 Singosari yang akan membimbing mahasiswa dalam menjalankan program asistensi mengajar selama 4 bulan kedepan.

Guru yang membimbing mahasiswa dalam menjalankan asistensi mengajar dinamakan dengan guru pamong, jujur saja guru pamong ini adalah orang yang paling membuatku nyaman dalam menjalankan tugasku, beliau sudah sama seperti ibuku sendiri, beliau sama sekali tidak pernah marah jika kami melakukan kesalahan, dengan sabarnya beliau mau mengajari kami bagaimana cara menjadi guru yang baik ketika berada di dalam dan luar kelas.

Nama beliau adalah Ibu Sulastri, pengalaman mengajar beliau yang sudah sangat jauh diatasku dan teman temanku tak lantas membuat beliau menganggapku berbeda dengan yang lainnya, beliau mau duduk bersama untuk membimbingku dengan satu prinsip yang akan selalu kuingat sampai kapan pun yaitu 'sama sama belajar'. Bermodalkan prinsip inilah beliau mau mengajariku dan mengoreksi cara menyusun pembelajaran yang benar, mulai dari pembuatan perangkat ajar, rencana pembelajaran, sistem penilaian, dan lain sebagainya. 

Beliau pasti akan tercatat sebagai satu dari sekian banyak orang yang telah berjasa dalam membantu hidupku.

Sekarang akan kuceritakan bagaimana awal mula aku bisa mengajar di kelas 7B, Aku datang ke SMPN 1 Singosari bersama dengan 11 orang temanku dari 4 jurusan yang berbeda dan untuk tim pengajar dari jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) terdiri dari 3 orang termasuk diriku, 2 orang lainnya adalah Aderora dan Aqiela.