Coretan sederhana ini kupersembahkan untukmu, Pelangi diantara dua matahari. Aku harap kau mau membacanya tanpa rasa ragu. Mungkin coretan ini hanya angin lalu sama halnya dengan hidupku yang selalu beku tanpa senyum manis di wajahmu.
Aku tahu memilikimu hanyalah sebuah mimpi diatas tumpukan api, kau terlalu sempurna bagi diriku yang hanya seorang pengemis cinta.
Untuk apa aku berusaha memilikimu jika ternyata nantinya semesta tak merestui cerita diantara kita.Lebih baik batinku tersiksa menahan rasa sakit daripada melihat air matamu jatuh membanjiri bukit.
Engkau memang segalanya bagiku, sejak sewindu saat aku melihat paras wajahmu, aku masih tak bisa untuk mencintai permata lain selain dirimu.Engkau bagaikan ombak dikala senja, menyejukkan separuh nyawa dikala jiwa bermimpi ingin bahagia.
Bulan tak akan pernah indah tanpa bersanding dengan matahari begitupula hatiku yang tak akan pernah terang tanpa mengisi namamu dalam sepertiga malam.
Senja boleh datang memadamkan kenangan namun senyum manis di wajahmu tak akan pernah padam meski malam menyelimuti seluruh jalanan.
Aku tahu kau telah memiliki orang lain dalam album kenanganmu, tapi kau tak boleh lupa bahwa engkau di sisiku bagaikan pelangi dan hujan tak kan pernah terlambat meski waktu mencoba memisahkan.
Memang sampai kapanpun semua itu hanya akan terpajang dalam ruang khayalan, tapi aku senang karena setidaknya namamu telah terpampang dalam coretan album kenangan.
Kebahagiaan bagiku hanya ada satu, bisa melihatmu tersenyum bahagia walaupun engkau berjnji suci dengan jiwa yang lain.Banyak orang berkata kesedihan terbesar adalah saat melihat jiwa yang dulu pernah membasahimu dalam kebahagiaan kini justru tersenyum lebar bersama belahan jiwa yang lain.
Tapi bagiku walaupun kelak namamu tertulis untuk bersanding dengan jiwa yang lain dan kau berdiri diatas sana dengan penuh tangis bahagia menjabat tangan kekasihmu diatas janji suci ikatan pernikahan, Aku akan tetap bahagia karena cinta tak harus memiliki.
Lebih baik melihatmu bersanding dengan orang yang tepat daripada melihatmu terluka saat bersanding dengan diriku.
Aku tak peduli meski jiwaku berusaha untuk tetap tegar melihat dirimu yang kini tersenyum dengan lebar aku akan mencoba ikhlas, karena ikhlas adalah sebuah cara untuk membuat nafas terasa lebih bermakna.
Meski kini aku tetap sendiri menatap senja namun dapat melihat wajahmu dalam bayang bayang di ufuq barat adalah sebuah kenikmatan yang tak akan pernah tergantikan.
Aku akan tetap membahagiakanmu dari balik sini, disini dari lubuk hatiku yang paling dalam.Semoga senyummu tetap abadi meski dunia ini tak lagi suci.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H