Mohon tunggu...
Raja Faidz
Raja Faidz Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa FISIP UMJ dan Sekretaris DEEP Kota Depok

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sinergitas dan Harmonisasi Mahasiswa

23 Maret 2021   09:00 Diperbarui: 23 Maret 2021   09:49 616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh: Raja Faidz el Shidqi

Setahun sudah era Pandemi Covid-19 ini selalu membayang-bayangi masyarakat Indonesia yang berakibat banyak sekali perubahan-perubahan dalam kebiasaan kita sehari-harinya, misalnya saja sekarang ini dalam dunia Pendidikan hampir seluruh sekolah dan perguruan tinggi melakukan pembelajaran jarak jauh atau daring melalui zoom meeting. 

Hal tersebut berdampak pada pergerakan mahasiswa yang terasa tersendat karena sulit nya mengatur rangkaian kegiatan offline bagi masing-masing organisasi dikarenakan beberapa kampus melarang secara keseluruhan kegiatan offline, walaupun beberapa kampus tetap memperbolehkan teman-teman aktivis berkumpul di area kampus untuk sekedar mengadakan rapat kerja, evaluasi atau rangkaian kegiatan kecil-kecilan dengan ketentuan mematuhi protokol Covid-19.

Persoalannya adalah bukan hanya sulitnya teman-teman aktivis melakukan kegiatan offline dikampus, tetapi lebih dari sekedar melakukan kegiatan offline saja. Mahasiswa dengan segala macam latar belakang organisasi dikampus menjadi persoalan yang cukup pelik bagi teman-teman aktivis khususnya yang aktif didalam Himpunan Mahasiswa Prodi. 

Perbedaan latar belakang organisasi ekstra yang diikuti oleh mahasiswa di kampus menjadikan suasana ber-organisasi terkadang panas dingin dan dirasa cukup sulit untuk menjaga harmonisasi dalam rangka bersinergi bersama-sama dalam membangun organisasi Himpunan atas nama Prodi masing-masing. Selain dari pada masalah harmonisasi untuk sinergitas bersama-sama pergerakan mahasiswa juga diuji untuk tetap mempertahankan atau bahkan meningkatkan kualitas intelektualitas mahasiswa di era seperti ini, lalu seperti apa seharusnya kepemimpinan mahasiswa di era pandemi covid-19 dalam menciptakan sebuah pergerakan mahasiswa yang ber-intelektual dan harmonis ?

Menciptakan Generasi Intelektual

Sebagai mahasiswa dan sebagai generasi penerus bangsa, tentulah mahasiswa perlu dibekali dengan berbagai macam disiplin ilmu pengetahuan serta wawasan yang luas. Hal ini juga sesuai dengan Tri Dharma atau Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah yang dimana isinya adalah Pendidikan dan Penelitian serta Pengabdian kepada Masyarakat, esensi seorang mahasiswa sendiri menurut penulis dewasa ini adalah kembali kepada masyarakat. Seorang mahasiswa akan berguna ketika mereka membagikan ilmu dan segala macam pengetahuannya kepada masyarakat yang bahkan tidak memiliki kesempatan untuk berkuliah.

Tetapi sebelum mahasiswa ini kembali kepada masyarakat untuk mengabdi tentu lah mereka diharuskan memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas, dan ini bisa dilakukan dan dikembangkan melalui organisasi-organisasi mahasiswa seperti didalam Himpunan, BEM, DPM, Organisasi Ekstra seperti IMM, HMI, KAMMI, GMNI, dll. 

Di masa pandemi covid-19 ini dan dalam rangka menyambut mahasiswa-mahasiswa baru setiap tahunnya Himpunan mahasiswa memiliki peran penting bahkan cukup vital jika dikatakan sebagai wadah pengembangan intelektualitas kawan-kawan mahasiswa, beberapa Himpunan di kampus-kampus atau di fakultas-fakultas memiliki kepemimpinan yang cukup harmonis dan kreatif dalam mengambil langkah pergerakan dimasa seperti ini.

Contohnya saja mengadakan diskusi rutinan baik secara offline maupun online yang mana itu adalah suatu surplus Pendidikan mengingat kelas-kelas kuliah rasanya sulit sekali diharapkan sekarang ini, beberapa organisasi bahkan mengadakan bincang santai terkait mata kuliah untuk didiskusikan bersama-sama dengan pemantik yang juga sesama mahasiswa. Menurut Gramsci sendiri golongan Intelektual Organik memilikiperan untuk berbicara dengan kelas pekerja untuk menumbuhkan kesadaran kelas dan memantik semangat pergerakan revolusioner.

Harmonisasi untuk Sinergitas Bersama

Selain intelektualitas sebuah Sinergitas antar mahasiswa dan antar organisasi juga diperlukan untuk membentuk suatu formasi Gerakan yang benar-benar solid dalam rangka mencapai tujuan bersama, hal ini bisa diperkuat melalui sistem Kepemimpinan yang Transformatif, dan sistem Kepemimpinan yang Transformatif ini sudah pasti bukan berasal dari praktik-praktik transaksional yang menjadi lawannya. Kepemimpinan yang Transformatif serta membawa ide serta gagasan sangat turut berperan aktif dalam menciptakan sebuah suasana harmonis dan menciptakan sinergi antar sesama.

Dewasa ini penulis sering kali berdiskusi dengan rekan mahasiswa lainnya terkait masalah harmonisasi antar mahasiswa maupun antar Lembaga, dimana dalam diskusi tersebut hampir tidak bisa dilepaskan dari keterlibatan organisasi ekstra lainnya. 

Semisal di perguruan tinggi Muhammadiyah se -- Indonesia atau Perguruan Tinggi Negeri lainnya selalu ada pembahasan terkait konflik kecil-kecilan antara Organisasi ekstra yang berujung pada minimnya kontribusi ide maupun hal lainnya didalam tubuh himpunan, salah seorang senior pernah penulis tanyakan bagaimana caranya untuk bersinergis ketika didalam suatu himpunan atau Lembaga terdapat banyak mahasiswa dengan berbagai macam latar belakang organisasi ekstra maupun non-organisasi ekstra. 

Jawabannya cukup memuaskan walaupun memang terkesan sangat normatif sekali yaitu agar mahasiswa bersikap professional dan dewasa dalam berorganisasi tanpa fanatik terhadap bendera ekstra nya masing-masing atau bahkan membuang sementara identitas organisasi ekstra kawan-kawan mahasiswa ketika berada di Himpunan Mahasiswa Prodi.

Walaupun demikian, hal tersebut sangat sulit bahkan tidak mungkin dilakukan karena mereka yang aktif dalam organisasi ekstra juga memiliki tanggung jawab untuk menjaga identitas dan marwah organisasi masing-masing, dan dalam hal ini sebetulnya yang lebih ditekankan adalah sebuah kedewasaan dan tetap memelihara pandangan objektif yang sehat. 

Lalu, selain daripada usaha untuk sama-sama bersikap dewasa dan menjaga pandangan objektif juga hakikat seorang manusia adalah makhluk sosial yang hidupnya berdampingan dengan manusia lainnya dan saling membutuhkan, hal ini telah diatur didalam Kitab Suci Al -- Qu'ran dalam Surat Al -- Maidah ayat 2, yang artinya "Tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah kalian tolong menolong dalam perbuatan dosa dan pelanggaran."

Kepemimpinan Mahasiswa Era Pandemi

Seorang mahasiswa yang memiliki idealisme dalam menciptakan sebuah harmonisasi dan sinergitas patut diuji jika terlebih mereka adalah seorang Pemimpin dari organisasi tertentu seperti Himpunan, BEM, DPM, Organisasi Eksternal, dll. Ketua-Ketua Umum memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas organisasinya terlebih Ketua-Ketua Umum Himpunan dan Lembaga Kampus lainnya yang memiliki anggota dengan berbagai macam latar belakang serta kepentingan yang berbeda-beda. Walaupun seorang ketua umum juga memiliki latar belakang organisasi ekstra tetapi tetap lah perlu sebuah tindakan professional dan sikap yang mau merangkul kepada kawan-kawan mahasiswa lainnya.

Dari segi pembentukan kepengurusan sendiri, akan lebih baik jika seluruh elemen mahasiswa yang ada didalam organisasi terakomodir dengan baik dan maksimal. Jika hal tersebut atau kawan-kawan mahasiswa yang berbeda latar belakang dengan Ketua Umum tidak terakomodir dengan baik dan tidak diberikan ruang untuk berekspresi tentulah itu menjadi boomerang bagi ketua umum bahkan organisasi itu, karena sudah jelas-jelas akan menimbulkan suatu kecemburuan sosial didalamnya.

Dengan mengakomodir segala sumber daya, kepentingan, dan pikiran serta ditempatkan sesuai dengan kapasitas, maka sebuah Organisasi akan terus berjalan secara harmonis dan sinergi antar satu sama lainnya. Pantang bagi seorang Pemimpin meninggalkan umat atau rakyatnya terlebih mereka yang ditinggalkan adalah kaum-kaum yang lemah dan fakir (dalam hal pengetahuan, wawasan, pengalaman, dll) sesuai dalam Qur'an Surat an -- Nisa ayat 9, yang artinya "Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar."         

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun