Mohon tunggu...
Raja Faidz
Raja Faidz Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa FISIP UMJ dan Sekretaris DEEP Kota Depok

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Budaya Literasi dan Tantangannya terhadap Zaman

31 Mei 2020   00:20 Diperbarui: 31 Mei 2020   00:40 145
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya Literasi di Indonesia ini bisa kita tingkatkan dengan cara menyesuaikan konsepnya dengan perkembangan zaman yang ada dan dengan melihat realita-realita yang terjadi pada masyarakat lalu mengemas nya se-menarik mungkin.

Memperkenalkan Literasi Digital ditengah-tengah masyarakat Indonesia adalah salah satu cara yang dirasa cukup efektif untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan masyarakat khususnya generasi muda karena kebanyakan dari mereka masih dan mungkin akan terus senang hanya dengan menonton dan mendengarkan.

Literasi Digital dengan cara nonton film dokumenter bersama disebuah warung kopi lalu mendiskusikannya akan terkesan sangat menarik bagi masyarakat yang memang masih kurang menyukai membaca, dan sebagai media pembelajaran sejarah bagi generasi muda zaman sekarang karena berdasarkan fakta dilapangan yang saya temui banyak sekali generasi muda yang tidak mengetahui sama sekali sejarah bangsa nya sendiri, bahkan terhadap tokoh-tokoh bangsa seperti HOS Tjokroaminoto, Sutan Sjahrir, KH. Ahmad Dahlan, KH. Hasyim Asy’ari, dll saja mereka tidak mengenalnya. Mungkin tidak semua generasi muda tidak mengenalnya tetapi hal tersebut sungguh sangat disayangkan bagaimana ceritanya generasi muda yang digadang-gadang sebagai The Next Leader itu bahkan tidak mengenal para tokoh pendiri bangsa nya sendiri?

Maka dari itu saya mengajak kepada pegiat literasi atau bahkan yang merasakan hal yang sama untuk berjuang bersama mencerdaskan kehidupan bangsa dengan cara apapun termasuk memanfaatkan teknologi yang ada, mungkin hal tersebut sudah banyak yang melakukan tetapi harus lebih digencarkan lagi.

Terlebih para influencer-influencer sosial media agar ikut berjuang mencerdaskan kehidupan bangsa karena mereka (influencer) memiliki kapasitas disosial media untuk mensosialisasikan budaya literasi ini kepada penonton-penonton, subscriber, dan followernya yang noteben mayoritas generasi muda mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa.

Maka, kesimpulannya jika kita ingin mendidik dan mencerdaskan kehidupan bangsa sebagai mana amanat UUD dengan cara giat literasi ini kita tidak bisa memaksakan mereka untuk menyukasi literasi baca tulis saja, ada banyak jenis literasi-literasi yang bisa kita gunakan untuk menarik perhatian masyarakat dan membuat mereka senang dan nyaman sehingga mereka akan sendiri nya membaca untuk kebutuhan informasi lebih dan original langsung kepada buku yang memang menjadi sumber awal Literasi Digital.

Sama seperti mendidik seorang anak, ada sebuah perkataan dari Ali bin Abi Thalib, RA yang kurang lebih berbunyi seperti ini, “Didiklah anakmu sesuai dengan jamannya, karena mereka hidup bukan dijamanmu hidup.” Sekian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun