Mohon tunggu...
Aristyanto WW
Aristyanto WW Mohon Tunggu... Penulis - Think Tank

Think Tank

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

#KABINETversiku Mana #KABINETversimu?

5 Juli 2020   23:05 Diperbarui: 5 Juli 2020   23:01 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Maaf ya saya ikut-ikutan menjadi Pengamat Gratisan. Karena saya gemes, saya jadi ikutan buat Reshufle Ala Rakyat. Siapa tahu bisa jadi pertimbangan Presiden hahaha

 

Bayangan saya, Kabinet Kerja II ini lebih gahar dari sebelumnya. Karena sudah belajar dari kekurangan kabinet sebelumnya ditambah dengan menteri-milenial. Ternyata milenial untuk politik dan birokrasi memang butuh jam terbang. Sehingga hampir semuanya harus di reshufle. 

 

Mohon Maaf untuk Menteri yang saya reshuffle, jangan kesel ya. Ini hanya pendapat pribadi saya, yang mungkin informasinya kurang. Khusus Menteri Mileneal, jangan kesel juga ya. Tapi ambil hikmahnya saja, mungkin Anda top diusiamu tapi yang namanya politik dan birokrasi memang butu jam terbang. Bagaimanapun juga Anda sudah berbakti buat Negara, say mengucapkan terima kasih dan mendoakan Anda rezim berikutnya sudah matang dan layak direkrut menjadi Menteri. Sementara ini anggap saja magang. Kalaupun karena alasan politik harus tetap ada di Kabinet ini, mintalah sebagai Wakil, Sesmen, Deputi, serendah-rendahnya Direktur.

 

Sebenarnya saya pingin jajaran Polhukam diganti semua, minimal di rolling. Tapi saya tak tahu siapa yang pantas siapa yang berani. Meski tidak sempurna ada kekurangan sana-sini dan masih ada potensi diperbaiki atau dilanjutkan oleh rezim selanjutnya; Infrastruktur, Ekonomi Baru (+kreatif/digital), Pariwisata adalah Juaranya. Baru Runner Upnya Kementerian lain, Khusus Polhukam jeblok pakai bingit. Karena hamper 7 tahun, intoleransi berkembang subur dan berani. Terus terang, meski dianggap  melanggar HAM yang intoleransi dan criminal akut sudah diSukabumikan di era Orba. Masih bagus rezim Megawati bisa memenjarakan HRS 7 bulan  (2003)dan rezim SBY memenjarkan HRS 1,5 tahun (2008). Kalau dituruti pendapat kaum intoleransi justru Megawati & SBY yang 'mengkriminilasi' Ulama. Meskipun saya tahu bahwa itu fakta hokum. Sementara Jokowi sayang Ulama dg menghentikan tuntutan dan membiarkan kabur. Hahaha. Tapi kok Jokowi yang diserang terus ya.

 

Secara pribadi saya menilai calon menteri harus mempunyai jaringan global, agar dapat akses pasar atau investasi. Selain itu calon menteri yang kaya, kans korupsi sangat kecil. Karena dia jadi menteri mencari legacy bukan mencari uang.

 

Indonesia itu adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, sehingga dalam usulan resufhle aya semaksimal mungkin saya abaikan Partai, Gender, Usia,Suku, Agama. Pertimbangannya hanya harus memiliki Nasionalisme, Kompetensi, Agresif, Inovatif dan Wibawa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun