#KembalikanPelajaranBudipekerti
Dulu pelajarn budi pekerti biasadiselipkan pada pelajaran PMP, Bahasa dan Agama. Kita diajarkan kebiasaan-kebiasdaan timur yang baik. Seperti, mudah ucapkan terima kasih atau maaf. Selalu menggunakan tangan kanan. Membiasakan mengawali dengan Bismilah dan mengakhiri dengan Alhamdulilah. Bicara dengan intonasi yang baik ke orang yang lebih tua dan biasakan memanggil sebutan (Bapak, Ibu, Kakak, dst diikuti nma). Makan tidak berisik, tidak bicara, sendok garpu piring beradu, dll.
#KembalikanPelajaranDaerah
Untuk menjaga keragaman kebinekaan agar tidak luntur bahkan punah. Wajibkan satu hari dalam satu minggu diisi konten daerah / internasional.
Sebagai orang Indonesia, harus wajib mengenal dan menjaga keIndonesiaanya, dengan mengenal dan mempertahankan Bahasa, Budaya seperti Seni, Tari, Lagu, Mainan, Pakaian, Kuliner daerahnya masing-masing. Â Misal, Terlahir dari suku Jawa wajib bisa Bahasa Jawa (Kromo Inggil), tulis/baca Huruf Jawa (Hanacaraka), berpakaian adat Jawa (Beskap), bisa memainkan Alat Musik Jawa (gamelan), bisa menyanyi (Nembang) dan menari . Begitu juga berlaku buat suku lainnya. Alangkah indahnya hari itu, sekolah-sekolah kita sesuai harapan Taman Siswa Ki Hajar Dewantara.
Sebagai bagian Dunia, harus wajib bisa baca tulis 6 bahasa internasional resmi PBB Inggris, Prancis, Cina, Rusia, Spanyol dan Arab. FYI, Dewan Keamanan PBB menggunakan dokumen dan bahasa kerja hanya dibuat 2 bahasa yaitu Ingggris dan Perancis. Sedangkan Majelis Umum  PBB menggunakan dokumen dan bahasa kerja hanya dibuat 3 bahasa yaitu Ingggris, Perancis dan Spanyol. Orang Indonesia wajib bisa bahasa Inggris, dengan target lulus SMA score TOEFL 550. Harapannya lulus SMA bisa mencari beasiswa internasional atau kuliah dengan kelas internasional di dalam negeri.
Sebagai orang beragama, agar tidak mudah terbawa politisasi atau pembelokan agama karena hanya hafalan. Orang beragama harus wajib bisa baca tulis bahasa asal agama tersebut. Islam wajib bisa baca tulis bicara bahasa Arab, dengan target lulus SMA Khatam Al Quran, lulus kuliah lancar baca tulis bicara bahasa Arab. Begitu juga untuk Kristen/Katolik bahasa  Italia/Latin dan untuk Budha/Hindu bahasa Sansekerta.
#KembalikanUjianNasional
UN menimbulkan politisasi pro kontra terus. Kementerian seperti laying-layang putus, terbang kemana angin rezim membawa. Indonesia punya situasi sendiri, yang tentu tidak bisa disbanding-bandingkan dengan luar negeri terutama Finlandia yang selalu dipuja-puji LSM. Seperti halnya produk manufaktur harus memiliki SNI, Obat dan Makanan harus memiliki ijin BPOM dan Sertifikasi Halal LPPOM MUI.  Begitu juga dalam pendidikan  harus punya standar nasionalnya. Karena itu bukti kemampuan.
Saya bangga dan terharu ketika Presiden RI Ir. Joko Widodo membuat keputusan yang sulit dan kontroversial yaitu BBM 1 Harga. Memang sudah begitu seharusnya, dalam satu rumah ada 34 anak (kandung lagi), harus diperlakukan sama. Masa ada yang dikasi tempe harga 8rb, 80rb, 800rb bahkan ada ada tempe 80jt. Bah tempe kan bahannya sama, rasanya sama. Yang membedakan paling imajinasimu. Kau pikir Tempe Rasa Pizza dengan toping Keju?
Pernahkah kalian dengar, protes dari saudara-saudara kita di Timur yang merasa lebih sulit berkompetisi bekerja padahal lulusannya sama? Kemudian muncul riak 'loker ini untuk putra daerah, pendatang merampas hak kami'? Dilematis bukan? Perusahaan secara professional ingin yang efesien, mempekerjakan orang yang mumpuni. Standar sudah ditetapkan, semua boleh mengikuti baik dari Barat Tengah maupun Timur. Kenyataanya, hasil tes memang Barat lebih baik dari Tengah dan Timur. Apa itu salah perusahaan? Tidak! Salah pelamar? Tidak!. Yang salah adalah Negara !. Selain infrastruktur, SDM dan Pelajar dengan kwalitas yang sama, khusus Tengah, Timur kwantitasnya lebih banyak. Ini dimaksudkan agar Tengah dan Timur bisa mengejar ketertinggalannya dengan kakaknya di Barat. Sehingga pada saatnya nanti tiga saudara Barat, Tengah dan Timur bisa berkompetisi yang adil.