Pesimis ? Ya pesimis sekali. Ngeri sekali. Kenapa begitu ? Bangsa ini menurut saya tidak "mengerti" lagi pintu masuk untuk memperbaiki "moral". Ajaran agama sudah immun, ajakan dan slogan atau Nasehat sudah immun. Kebal pada "khotbah" semua itu.
-
Jadi apa yang harus dilakukan? Yang harus dilakukan adalah mengerti dulu tentang "sistem" yang jelek sekali yang kita pakai sehari2 atau kita pakai bersama. Apa saja itu ?
-
Misal sistem "keuangan" - mengertikah anda bahwa BANK dan sistem PERBANK-kan itu "menyembelih" sedekah ! Orang kaya sekarang orientasinya "numpuk" uang tabungan di bank dengan harapan bunga tinggi, padahal tetangganya ada yang perlu bantuan modal. Sekiranya "modal" dari orang kaya itu
disedekahkan pada tetangga yang punya keahlian dan melakukan usaha, pasti akan membuat lapangan kerja baru.
-
Sistem pendidikan yang hanya mencari ilmu. Bukan mendidik watak. Lagi pula ilmu yang didapat tidak matching dengan lapangan kerja. Harusnya anak didik diberi pengertian, bahwa mencari ilmu itu adalah keharusan yang nantinya menjadikan dasar "mesin uang"nya selepas sekolah. Jadi harus nyambung antara pendidikan dan lapangan kerja. Harus ada UU profesi. Jangan sampai artis jadi anggota DPR (pembuat UU) atau dokter jadi pengusaha "ayam goreng" atau "raja dangdut" nyapres !
-
Sistem PEMILU juga kacau, rakyat dipaksa milih anggota DPR secara buta. Rakyat di cekokin memilih PRESIDEN-nya hanya karena "populer" dari laporan lembaga survei. Waktu yang sangat singkat utk rakyat mengenal CAPRES-nya. Pemilihan dengan "dugaan" dan "mungkin", menjadikan tidak terukur dan teruji. Hasilnya bisa seperti era SBY, alias buang waktu.
-