Mohon tunggu...
Gunawan Si Raja Oloan
Gunawan Si Raja Oloan Mohon Tunggu... -

I'm Bachelor degree from Engineering. I usually try to work with acountable and planable.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Analisa si Abal-abal mengenai POLRI Vs KPK

9 Februari 2015   18:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:32 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kenapa Presiden tidak kunjung melakukan suatu tindakan tegas akan kisruh POLRI Vs KPK?

Barangkali Presiden dalam dilema yang berat. Awalnya dia memang setuju saja dengan Pilihan partai pendukung untuk mencalonkan BG jadi Kapolri, dengan catatan mungkin dapat menangkap para pelaku pelaku Provokator selama Kampanye Pilpers berlangsung, sebut saja contohnya Obor Rakyat, yang tak kunjung ditangkap dan diadili selama kepempimpinan Sutarman. Makanya Sutarman di Nonaktifkan oleh Jokowi atas desakan partai pendukung. Celakanya calon tunggal BG sudah distabilo Merah oleh KPK, dan pernah mendapat sorotan akibat kepemilikan Rekening Gendut tahun 2010.

KPK tentu tidak mau kehilangan muka dan dianggap tidak konsisten, karena Abraham Samad dengan Lantang mengatakan bahwa orang yang distabilo merah dalam waktu cepat akan dinaikkan statusnya menjadi tersangka.

Akan tetapi Presiden beserta Koalisi pendukung tetap Nekad untuk mencalonkan BG Sebagai calon tunggal tanpa lagi meminta pertimbangan KPK, pertimbangan mereka mungkin, karena kecurigaan kepemilikan rekening gendut sudah dari tahun 2010 dan tak kunjung di follow up KPK dan berdasarkan audit internal POLRI Sendiri tidak ada transaksi yang tidak wajar dalam rekening BG.

1000% saya masih yakin kalau Jokowi orang yang jujur dan bijaksana. Kalau saya menempatkan diri saya dalam posisi Jokowi, mungkin langkah yang dia ambil ada benarnya.. walaupun tidak sempurna. Karena mungkin tidak ada langkah yang sempurna yang dapat dia ambil saat ini. Mungkin setelah dia melihat semua calon dari proposal KOMPOLNAS, barangkali semua rekeningnya tidak ada yang clean,, tau sendiri saja gaji personil polri dengan pangkat 3 sekalipun tidak akan mungkin mengumpulkan pundi pundi uang sampai puluhan Milyar rupiah kalau dia hanya mengumpulkan gaji dia saja. Padahal Jelas peraturan yang mengatakan semua aparatur pemerintahan dilarang berbisnis,, so bagaimana bisa? Tau sama taulah…

Kalau tetap mau cari yang bersih,, moso yang berpangkat Bripda harus jadi Kapolri .. hehehhehee,, itupun masih sering ambil sambilan di jalan atau di kafe J.

Ditengah dilema ini, sebenarnya Jokowi ingin memulai babak baru, ya weslah tak calonin BG sebagai Kapolri tunggal,, la wong wonge juga pernah jadi Lulusan terbaik di angkatannya pikirnya.

Tapi KPK ditengah idealismenya,, yang tidak mau kehilangan harga diri, menetapkan BG jadi tersangka di moment moment Kritis. Yang dengan blak blakan sebenarnya menantang Presiden.. hahahahhaha. Ibarat lagu dangdut sakitnya tuh disini kata Jokowi dan Koalisinya.

Sejuta pertanyaan juga dialamatkan pemirsa untuk KPK,, kenapa baru sekarang? Setelah 2010 sudah dicurigai???? Tak pelak,, POLRI sebagai institusi besar merasa dilecehkan oleh KPK,, yang seolah olah bertindak bak Raja. Tapi itulah kelebihan KPK,, meskipun timingnya tidak tepat,, Mayoritas masyarakat Indonesia lebih percaya KPK daripada POLRI (Fakta). POLRI pun bergerak membabi buta,, tak peduli lagi seperti apa pandangan publik,, bergerak merongrong singgasana KPK.. secepat kilat menetapkan para pimpinan KPK sebagai tersangka,, dengan kasus kasus yang sudah usang yang rata rata tidak berkaitan dengan masa jabatan para pimpinan KPK.

Hadech,, Runyam memang kalau para pemangku kepentingan hanya mementingkan perutnya sendiri,, yang notabene sebenarnya dia tidak perlu lagi mengejar jabatan itu,, karena perutnya sudah buncit.hahahhaha.

Kalau saja BG mau mengundurkan diri.. secara jantan,,, Semua warga Negara akan respect kepada beliau,, dan mungkin saja KPK hanya stop di status tersangka saja. Karena menurutku KPK hanya tidak ingin dicap sebagai lembaga yang Inkonsisten.

Udah lah,, pusing,, selama mental pejabat kita masih mementingakan kepentingan pribadi diatas kepentingan umum,, selama itu pulalah Negeri ini akan runyam dan stuck.

Revolusi mental memang menjadi hal yang penting,, tapi bagaimana merevolusi mental para pejabat yang sudah berakar berurat? Yach,, memang perlu dibabat satu generasi,,, but how can????

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun