Mohon tunggu...
Raivhan Barus
Raivhan Barus Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mempunyai kepribadian yang semangat dan ambisius.Hobi yang saya sukai adalah membaca dan musik. Konten bacaan yang saya suka yaitu filsafat

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pandangan Beberapa Masyarakat yang Kontra terhadap Pembangunan IKN

9 Oktober 2024   13:02 Diperbarui: 9 Oktober 2024   13:06 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/pembangunan-istana-dan-hotel-nusantara-di-ikn-sesuai-target

IKN atau Ibu Kota Negara adalah proyek pemerintah Indonesia untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke wilayah baru di Provinsi Kalimantan Timur. Lokasi tepatnya berada di Penajam Paser Utara dan sebagian di Kutai Kartanegara. Proyek ini bertujuan untuk mengurangi beban Jakarta, yang saat ini mengalami berbagai masalah seperti kepadatan penduduk, polusi udara, banjir, dan infrastruktur yang semakin tidak memadai.

Secara keseluruhan, IKN adalah proyek ambisius yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk masalah yang dihadapi oleh Jakarta, sekaligus membuka potensi pembangunan di luar Jawa.

Tetapi masih banyak masyarakat yang kontra atau tidak setuju dengan proyek Ibu Kota Negara (IKN) di Indonesia, ada beberapa alasan yang umum diutarakan oleh orang-orang yang memiliki pandangan serupa. Berikut beberapa alasan mengapa ada yang mungkin tidak setuju dengan pemindahan ibu kota ke Kalimantan Timur:

1. Biaya

Proyek IKN memerlukan dana yang sangat besar, diperkirakan mencapai ratusan triliun rupiah. Banyak yang khawatir bahwa biaya ini bisa membebani anggaran negara, terutama di saat ada kebutuhan mendesak lainnya seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur di daerah lain. Beberapa orang merasa bahwa dana tersebut lebih baik dialokasikan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat secara langsung.

https://perkim.id/perumahan/pembangunan-ikn-terapkan-hunian-berimbang-mengapa-demikian/
https://perkim.id/perumahan/pembangunan-ikn-terapkan-hunian-berimbang-mengapa-demikian/
2. Dampak Lingkungan

Pembangunan besar-besaran di Kalimantan berpotensi merusak ekosistem alam yang ada, termasuk hutan hujan tropis yang merupakan habitat bagi spesies langka dan memiliki peran penting dalam mengurangi emisi karbon. Banyak yang khawatir bahwa proyek ini bisa memicu deforestasi, mengganggu keanekaragaman hayati, dan merusak lingkungan.

3. Risiko terhadap Masyarakat Lokal

Pemindahan ibu kota ini bisa membawa dampak sosial dan ekonomi pada masyarakat lokal, termasuk masyarakat adat. Beberapa khawatir bahwa proyek IKN akan menggusur masyarakat lokal, mengancam keberlangsungan budaya mereka, serta mengubah struktur ekonomi dan sosial di wilayah tersebut tanpa memperhatikan kepentingan mereka.

4. Potensi Tidak Terselesaikan

Proyek besar seperti IKN sering kali memerlukan waktu yang sangat panjang untuk selesai, dan bisa terhenti karena pergantian pemerintahan atau perubahan prioritas. Ada yang meragukan kelanjutan proyek ini karena dianggap terlalu ambisius dan berpotensi mangkrak di tengah jalan.

5. Peluang Terjadinya Korupsi

Banyak yang mengkhawatirkan risiko korupsi dalam proyek sebesar ini. Beberapa kasus pembangunan besar di Indonesia sebelumnya tercemar oleh skandal korupsi, yang membuat masyarakat skeptis tentang transparansi dan akuntabilitas proyek ini.

https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/pembangunan-istana-dan-hotel-nusantara-di-ikn-sesuai-target
https://www.menpan.go.id/site/berita-terkini/berita-daerah/pembangunan-istana-dan-hotel-nusantara-di-ikn-sesuai-target
Secara keseluruhan, meskipun ada juga alasan-alasan pendukung IKN, ketidaksetujuan terhadap proyek ini biasanya terkait dengan kekhawatiran terhadap dampak finansial, lingkungan, dan sosial yang ditimbulkan. Pendapat ini menunjukkan bahwa ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan dalam merencanakan dan melaksanakan proyek sebesar ini.

Bagaimana pendapat anda? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun