Mohon tunggu...
Raisyah Rimosan
Raisyah Rimosan Mohon Tunggu... Mahasiswa - 5231611004

mahasiswa- UTY HI 23

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbedaan dan Persamaan Teori Marxisme dan Neo-Marxisme dalam Hubungan International

21 Oktober 2024   01:25 Diperbarui: 21 Oktober 2024   03:47 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori marxisme serta Neo-Marxisme adalah dua pendekatan penting pada studi hubungan international yang menunjukkan perspektif kritis terhadap dinamika kekuasaan dunia. 

Marxisme yang dikembangkan oleh Karl Marx, berfokus pada analisis kelas dan permasalahan antara proletariat dan borjuasi. Dalam konteks hubungan international, Marxisme menekankan bahwa hubungan antar negara seringkali dipengaruhi oleh kepentingan ekonomi dan penguasaan kelas, di mana negara-negara kuat mengekspoitasi yang lemah.

Sementara itu, Neo-Marxisme timbul menjadi respons terhadap keterbatasan marxisme klasik, terutama dalam mengungkapkan kenyataan globalisasi dan kompleksitas hubungan international modern. Tokoh-tokoh mirip Immnuel Wallerstein mengembangkan teori sistem global yang membagi global sebagai tiga bagian: Inti, Semi-periferi, serta Periferi. Pendekatan ini menyoroti interaksi antara negara-negara pada konteks ekonomi global dan bagaimana struktur kekuasaan menghipnotis hubungan antar negara.

Persamaan utama antara Marxisme dan Neo-Marxisme terletak pada penolakan terhadap pendekatan realisme serta liberalisme yang lebih tradisional. Keduanya menekankan pentingnya faktor ekonomi dan struktur sosial dalam memahami permasalahan dan kerjasama international. 

Selain itu, baik Marxisme maupun Neo-Marxisme berfokus pada analisis kritis terhadap kekuasaan dan penguasaan, serta bagaimana hal ini mempengaruhi kebijakan luar negeri negara-negara.

Tetapi, Perbedaan mendasar antara keduanya terletak di metodologi dan fokus analisis. Marxisme lebih terfokus pada analisis kelas dan permasalahan sosial, Sedangkan Neo-Marxisme lebih luas dalam pendekatannya, Meliputi analisis sistemik serta global. Neo-Marxisme pula lebih adaptif terhadap perubahan zaman, Bisa mengungkapkan kenyataan baru mirip globalisasi serta interdependensi ekonomi yang tidak sepenuhnya dijelaskan oleh Marxisme Klasik.

Secara holistik, Baik Marxisme maupun Neo-Marxisme memberikan kontribusi signifikan dalam memahami hubungan international. 

keduanya memperlihatkan perspektif yang berbeda tetapi saling melengkapi dalam menganalisis dinamika kekuasaan serta ekonomi di tingkat dunia. Dengan memahami perbedaan dan persamaan ini, kita bisa lebih baik mengevaluasi isu-isu kontemporer pada hubungan international.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun