Mohon tunggu...
Raisya AuliaAsyaffah
Raisya AuliaAsyaffah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Siapa yang Bersungguh-sungguh pasti akan bisa.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ke Mana Hilangnya Tradisi Dodol Betawi?

18 Oktober 2022   12:50 Diperbarui: 18 Oktober 2022   13:02 408
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pinterest/Dribbble

Indonesia merupakan negara yang kaya akan karya sastra, kebudayaan dan kuliner Nusantara. 

Karya sastra ini meliputi beragam jenis dan bentuk, baik syair maupun prosa, contohnya hikayat, berbagai pantun, dongeng, legenda, dan mitos. Dan di bedakan menjadi dua macam yaitu: sastra lama dan sastra baru/ modern.

Pengertian dari Ciri sastra lama yaitu: istanasentris, statis, terikat pada bentuk yang sudah ada seperti pantun, anonim, sifat mendidiknya diperlihatkan secara jelas. Sedangkan  Ciri sastra baru yaitu: masyarakat sentris, dinamis, lepas dari kebiasaan/kepribadian pengarang, nama pengarang disebutkan, sifat mendidik tidak selalu diperlihatkan secara jelas. 

Dan adapun kebudayaan dan kuliner Nusantara. Budaya adalah cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi namun tidak turun temurun[1]. 

Sedangkan kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budia atau akal),[2] diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. 

Bentuk lain dari kata budaya adalah kultur yang berasal dari bahasa Latin yaitu cultura. Dan kuliner Nusantara adalah Hidangan Indonesia yang menjadi salah satu tradisi kuliner yang paling kaya di dunia, dan penuh dengan cita rasa yang kuat. 

Salah satunya adalah kuliner yang berasal dari betawi, yaitu. Dodol betawi, ya. Makanan ini sering di jumpai ketika menjelang hari raya atau hari besar. Kebanyakan orang tua tempo dulu membuat makanan ini sebagai cemilan dan kue, sudah menjadi tradisinya dari zaman nenek moyang dan turun temurun dilaksanakan hingga sekarang. 

Namun, meskipun sudah menjadi tradisi. Di zaman milenial ini kita jarang sekali menjumpai pembuatan dodol betawi.

"Saya dulu pernah merasakan pembuatannya itu, malah saya yang ngaduk di kuali besar. Tapi sekarang sudah jarang yang bikin karna gaada penerusnya. " Pak sopian warga rawa buntu. 

Memang, pembuatannya tidak mudah harus membutuhkan waktu yang lama dan bersama-sama, maka dari itu dodol betawi ini melambangkan makna gotong royong. Yang menganggap proses pembuatan dodol betawi sebagai kerja tim yang bertujuan mempererat tali persaudaraan. Para wanita akan menyiapkan semua bahan yang dibutuhkan, para pria bertugas membuat dodol betawi dan mengaduk adonan. 

Tak bisa dibayangkan bagaimana keseruan nya membuat dodol betawi ini, maka dari itu kita sebagai anak muda Indonesia dan remaja milenial yang sudah seharusnya melestarikan budaya dan tradisi mari belajar bersama dan mengembangkan nya. Karna remaja yang keren itu adalah remaja yang peduli, berambisi dan mencintai tradisi bukan lah remaja yang melupakan tanah air nya sendiri. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun