Mohon tunggu...
Raisya Adinda Gatra Putri
Raisya Adinda Gatra Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

NIM : 22107030037

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Susah Tinggalkan Budaya "Ngaret"? Awas, Jangan Terlena!

3 Juni 2023   13:40 Diperbarui: 3 Juni 2023   13:41 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi Terlambat: Dokumen Pribadi

Tepat waktu merupakan sikap disiplin terhadap waktu dalam melakukan suatu pekerjaan. Sikap  on time ini beberapa kali disinggung ketika ada seseorang yang terlambat dalam melakukan kewajibannya. 

Kebiasaan tepat waktu ini kurang dijunjung dan masih dianggap hal yang wajar oleh sebagian orang. Padahal, seharusnya budaya ngaret ini jangan sampai diremahkan.

Budaya terlambat atau yang biasa disebut dengan istilah “ngaret” ini seolah sudah mendarah daging di Indonesia. Kebiasaan ngaret atau mengulur-ulur waktu seperti karet ini merupakan citra buruk yang harus kita perbaiki. 

Tidak seperti Indonesia, negara maju seperti Jepang dan Korea Selatan sangat mengutamakan ketepatan waktu dalam segala hal. Kita seharusnya bisa mencontoh mereka.

Lalu, sebenarnya apa penyebab kebiasaan buruk ini masih terpelihara di Indonesia? Ada beberapa penyebab yang membuat budaya ngaret ini sulit dihilangkan. Yang pertama yaitu terlalu optimis dengan kondisi jalanan yang lancar. 

Optimis memang bagus, tapi memperkirakan kejadian-kejadian yang tidak diinginkan juga harus kita pikirkan. Kita harus bisa mempersiapkan diri berangkat lebih awal untuk menghindari kemacetan panjang.

Yang kedua menganggap remeh orang yang akan kita temui. Kita akan sangat tepat waktu jika hal itu amat penting bagi kita, seperti wawancara kerja atau mengejar waktu keberangkatan transportasi. 

Tapi jika kita hanya bertemu dengan teman, kita menganggap bahwa mereka tidak akan mempermasalahkan keterlambatan kita. Padahal, menunggu sesuatu itu membosankan dan membuang-buang waktu. Kita harus bisa menghargai siapapun orang yang akan kita temui dan menganggap mereka sama pentingnya.

Kurangnya kepedulian kita dengan orang yang terlambat juga menjadi faktor budaya ngaret ini masih ada. Beberapa dari kita seolah tak peduli jika orang lain atau teman kita terlambat, padahal keterlambatan orang lain juga dapat merugikan diri kita sendiri. 

Jadi, tidak ada salahnya jika kita sesekali menegur orang yang terlambat agar tidak mengulangi kesalahan yang sama untuk menghindari keterlambatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun