Mohon tunggu...
Raisya Adinda Gatra Putri
Raisya Adinda Gatra Putri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

NIM : 22107030037

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Jelang Bulan Ramadhan: Boikot Kurma Israel Harus Dilakukan

13 Maret 2023   22:24 Diperbarui: 13 Maret 2023   22:32 1488
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi Boikot Israel: Dokumen Pribadi

Ketika mendengar kata "Israel" akan terlintas di kepala kita bahwa mereka adalah kelompok orang yang kejam dan tidak manusiawi, terutama perlakuan mereka terhadap masyarakat Palestina. Sebagai umat Islam, kita sangat menentang perlakuan zionis Israel ini. Palestina harus memiliki kebebasan dalam beribadah dan hidup secara aman di tempat mereka berada.

Oleh karena itu, tugas kita sebagai umat Islam adalah melawan Israel dengan segala kemampuan yang kita miliki. Mungkin tidak dengan cara datang ke Palestina secara langsung, tapi dengan cara membuka mata dunia bahwa Palestina tidak baik-baik saja. Menyadarkan dunia bahwa Palestina juga berhak mendapatkan kehidupan yang layak, dan perlakuan kejam Israel terhadap Palestina harus segera dihentikan.

Begitu banyak kemudahan di zaman modern ini untuk kita dapat membantu sesama. Hanya saja bagaimana kita memanfaatkan kemudahan yang ada agar berguna bagi orang lain. Membela Palestina bisa kita lakukan dengan berbagi informasi terkini, melakukan donasi, atau mengedukasi tentang pentingnya menghargai hak sesama manusia.

Kekejaman Israel mungkin tak bisa kita lawan dengan senjata, tapi masih ada banyak cara lainnya untuk meruntuhkan rezim mereka. Salah satunya yaitu dengan cara memboikot produk asal Israel yang masuk ke dalam negara kita. Karena dengan memboikot, kita dapat meruntuhkan perekonomian Israel yang akan berdampak buruk pada kehidupan masyarakatnya.

Menjelang bulan Ramadhan, produk kurma mulai dicari oleh umat Islam di seluruh dunia. Dan Israel menjadi salah satu negara yang memproduksi kurma. Padahal tanah yang mereka gunakan sebagai industri kurma adalah tanah milik Palestina. Setidaknya 40-60% industri kurma Israel dibangun di atas tanah rampasan milik Palestina. Kurma merupakan tanaman yang memberikan kontribusi besar terhadap kelangsungan ekonomi di Israel. Sehingga apabila kurma Israel terjual di berbagai negara, hal tersebut akan sangat menguntungkan sektor perekonomian mereka.

Disebabkan perilaku Israel tersebut, baru-baru ini aksi boikot kurma Israel diserukan oleh sebuah komunitas Muslim Eropa, yang bernama Friends of Al-Aqsa (FOA). Friends of Al-Aqsa adalah sebuah komunitas pecinta Masjid Al-Aqsha yang berbasis di Inggris. Friend of Al-Aqsa mengajak umat Islam untuk memboikot kurma Israel melalui tagar #CheckTheLabel. Dengan menyebarkan tagar tersebut, diharapkan seluruh umat Islam, terutama umat Islam di Eropa dapat memperhatikan label terlebih dahulu sebelum membeli kurma. Sehingga mereka dapat menghindar dari membeli kurma asal Israel.

Seruan komunitas Friends of Al-Aqsha untuk memboikot kurma Israel ini didukung oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri Majelis Ulama Indonesia (KHLN MUI), KH. Bunyan Saptomo tentang dukungannya memboikot kurma Israel pada Ahad, 5 Maret 2023. Dirinya juga menyampaikan pernyataan PBB bahwa penduduk Israel di Palestina tersebut adalah ilegal. Oleh karena itu, aksi boikot kurma Israel ini sudah semestinya didukung.

Shamiul Joarder dari Friends of Al-Aqsha, menyatakan bahwa dengan memilih untuk tidak membeli kurma Israel pada Ramadhan kali ini, komunitas Muslim telah menuliskan pesan yang sangat jelas dan kuat untuk mengutuk pendudukan ilegal Israel di tanah Palestina. Menurut Friends of al-Aqsha, Israel adalah produsen kurma jenis Medjoul terbesar di dunia. Bahkan 50 persen lebih kurma Israel tersebut diekspor ke Eropa. Pembeli kurma di Eropa melonjak saat bulan Ramadhan tiba. Maka dari itu, imbauan #CheckTheLabel ini perlu untuk disebarluaskan.

Meski belum ada fatwa MUI tentang hukum membeli atau mengonsumsi produk-produk asal Israel, mengetahui kezaliman Israel terhadap masyarakat Palestina seharusnya cukup membuat kita mendukung aksi boikot ini. Sebagai umat Islam, terutama Islam di Indonesia sudah semestinya kita turut memperhatikan label produk yang kita konsumsi, terutama produk kurma. Beberapa merk kurma Israel yang perlu dihindari telah dibagikan oleh akun Instagram Little Project yang merupakan salah satu Lembaga Kemanusiaan di Indonesia.

Sumber Merk Kurma Israel: Instagram Little Project
Sumber Merk Kurma Israel: Instagram Little Project

Meski aksi boikot merupakan salah satu bentuk perlawanan terhadap Israel yang terlihat sederhana, secara tidak langsung sikap ini berpeluang besar menghancurkan zionis Israel. Perhatian kecil kita terhadap Palestina bukanlah hal yang sia-sia. Karena aksi-aksi kecil yang kita lakukan saat ini, kelak akan melahirkan suatu perubahan yang besar. Terus sebarkan kepedulian kita kepada Palestina, jangan sampai kita berbuka puasa dengan kurma "rasa apartheid".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun