Bagi saya bukan disitu maknanya. makna melarat Agus Salim terletak pada ungkapan Nehru: Kebesaran Nehru bukan terletak pada jiwa demokratisnya, bukan juga karena ia berasal dari Keluarga Aristokrat terpelajar india. Kebesaran Nehru adalah  kesempatan untuk menyeleweng dan sewenang-wenang yang ada padanya dia kontrol sekencang-kencangnya.
Begitulah H. Agus Salim, kesempatam Untuk berbuat menyimpang ada, tetapi ia mampu mampu mengontrolnya sekencang-kencangnya.
Demikiam juga Politisi pintar Sutan Syahrir. jangan tanya Muhammad Hatta dan Soekarno, mereka adalah pribadi-pribadi yang mampu menekan hedonisme materi, tampa embel-embel agama dan kutipan ayat-ayat yang demikian suci. hingga hari ini, sejarah mengenal mereka sebagai insan yang memiliki etika politik yang tinggi.
banyak orang yang meniru pemikiran "Marheinisme" Soekarno,"Ekonomi kerakyatan" Hatta. "Sosialisme religius" Agus Salim dan Syahrir serta "Politik Islam" ala Natsir. tapi riwayat hidup mereka, tingkah dan pola hidup mereka. militansi dan idealisme mereka justru di tinggalkan.
Sudahkah politisi-politisi kita selesai dengam dirinya?
Entahlah, Hanya Tuhan pemberi petunjuk!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H