Mohon tunggu...
Raissa Aristawidya
Raissa Aristawidya Mohon Tunggu... Jurnalis - Blogger

Hi!

Selanjutnya

Tutup

Trip

Melihat Wisata Yogyakarta Lewat Layar Televisi

26 Februari 2020   19:56 Diperbarui: 26 Februari 2020   19:59 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikembangkan oleh George Gerbner dan Larry Gross dari University of Pennsylvania. Tujuan teori ini adalah untuk mengidentifikasi efek televisi pada pemirsa.

Menurut teori kultivasi ini, televisi menjadi media atau alat utama di mana para penonton televisi belajar tentang masyarakat dan kultur dilingkungannya. Dengan kata lain, persepsi apa yang terbangun di benak pemirsa tentang masyarakat dan budaya sangat ditentukan oleh televisi. Ini artinya, melalui kontak pemirsa dengan televisi, mereka belajar tentang dunia, orang-orangnya, nilai (nilai sosial) serta adat dan tradisinya.

Menurut Miller (2005: 282), teori kultivasi tidak dikembangkan untuk mempelajari "efek yang ditargetkan dan spesifik (misalnya, bahwa menonton Superman akan mengarahkan anak-anak untuk mencoba terbang dengan melompat keluar jendela) melainkan dalam hal akumulasi dan dampak televisi secara menyeluruh, yaitu bagaimana masyarakat melihat dunia dimana mereka hidup ". Oleh karena itu disebut 'Analisis Budaya'

oleh karena itu, setelah dijelaskan sebelumnya bagaimana tentang keadaan di Yogyakarta serta tempat wisata yang ada di sana itu akan membangun persfektif masyarakat yang memberikan efek dalam jangka panjang. seperti, setelah diceritakan beberapa bagian tentang Yogyakarta anda sudah dapat menimbulkan pemikiran tentang daerah Yogyakarta yang memiliki penduduk sangat ramah, serta bermacam-macam wisata alam yang ditawarkan. dalam pendeskripsian yang sudah dijelaskan sebelumnya anda juga sudah bisa berimajinasi tentang seperti apakah wisata alam Bukit Sikunir ini.

Jika berita yang disampaikan buruk, maka masyarakat mendapatkan persfetif yang buruk juga sebagai efek dalam jangka panjang, dan begitu juga sebaliknya.

untuk itu kita harus membangun sebuah berita menjadi berita yang positif agar diterima juga dengan positif dan tidak menimbulkan keributan terhadap satu sama lain, terimakasih.

Sumber: 

Wikipedia

dieng.me

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun