Mohon tunggu...
Rais Reskiawan
Rais Reskiawan Mohon Tunggu... Dokter - Mahasiswa

Pembelajar seumur hidup.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Apakah Berpuasa Dapat Meningkatkan Risiko Terinfeksi SARS-CoV-2?

21 Mei 2020   04:08 Diperbarui: 21 Mei 2020   04:09 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selain itu, kadar keton yang tinggi juga dikaitkan dengan respon imun yang lebih baik dan mampu mencegah proses inflamasi yang lebih luas.

Seperti yang kita ketahui, penyakit akibat infeksi virus bersifat self-limiting disease, suatu penyakit yang seharusnya bisa sembuh dengan sendirinya asalkan tubuh memiliki kualitas sistem kekebalan yang baik.

Proses inflamasi massif khususnya pada paru-paru akibat infeksi coronavirus sangat berbahaya dan merupakan salah satu penyebab kematian dalam infeksi saluran pernapasan. Oleh karena itu, perbaikan sistem imun dan pencegahan proses inflamasi yang ditemukan dalam riset ini menjadi sangat penting.

Studi yang dilakukan oleh Yakasai pada tahun 2011 sangat menarik untuk menggambarkan efek puasa pada pasien yang terinfeksi virus. Studi ini menunjukkan bahwa berpuasa pada bulan Ramadhan tidak menganggu efektifitas terapi anti-retroviral pada pasien human immunodeficiency virus (HIV).

Penelitian tersebut juga memperlihatkan bahwa berpuasa tidak mengubah secara signifikan level cluster differentiation (CD4), viral load dan kadar hematokrit. Sederhananya, berpuasa sama sekali tidak membahayakan proses pengobatan yang dilakukan oleh pasien HIV.

Hasil serupa juga ditunjukkan oleh studi pada pasien pengidap tuberculosis(TBC). Berpuasa pada pasien TBC tidak memperburuk kondisi klinis pasien.

Berpuasa justru dapat meningkatkan jumlah magrofag dan ekspresi interferon gamma. Peningkatan ini selanjutnya akan meningkat sistem kekebalan dalam menghadapi kuman penyebab TBC.

Walaupun banyak studi telah menunjukkan manfaat berpuasa, beberapa studi memperlihatkan hasil yang sebaliknya. Systematic review yang dilakukan oleh Adawi dkk (2017) menunjukkan bahwa berpuasa dapat mengurangi, walaupun tidak signifikan, kualitas sistem imun kita.

Meskipun demikian, sistem kekebalan tubuh tersebut dapat kembali seperti semula ketika puasa dihentikan. Beberapa studi lain juga menunjukkan bahwa perang melawan infeksi membutuhkan energi yang besar sehingga kita tidak disarankan untuk berpuasa.

Walaupun terdapat perbedaan pendapat pada manfaat berpuasa, para pakar pada umumnya bersepakat bahwa bepuasa di tengah pandemi tetap aman selama individu tersebut sehat. Ya syarat utamanya satu, individu tersebut harus sehat.  

Untuk menjaga agar tubuh tetap sehat, kita disarankan untuk banyak mengkonsumsi buah dan sayur. Tidur yang cukup dan menghindari kebiasaan buruk seperti merokok juga sangat penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun